Berita Menteri Kabinet Perang Israel Mundur, PM Netanyahu Makin Kocar-Kacir?

by


Jakarta, Pahami.id

menteri kabinet perang Israel Benny Gantz menjadi fokus setelah mengundurkan diri dari kabinet perang Perdana Menteri Benyamin NetanyahuMinggu (9/6).

Kabinet perang dibentuk oleh Netanyahu sebagai respons darurat terhadap perang Israel-Hamas pada 7 Oktober. Perang kedua memicu invasi brutal Israel ke Jalur Gaza Palestina hingga saat ini.

Gantz mengundurkan diri karena menurutnya Netanyahu menghalangi Israel meraih kemenangan dan menganggap rencana pascaperang di Gaza tidak penting.


Pengunduran diri Gantz merupakan pukulan besar bagi Netanyahu di tengah seruan pembebasan para sandera dan pengunduran dirinya sebagai PM.

Profesor studi Israel dari Universitas California Los Angeles (UCLA), Dov Waxman, mengatakan tekanan politik terhadap Netanyahu kemungkinan akan meningkat di dalam dan luar negeri setelah Gantz mundur.

“Pemerintahan ini sangat tidak populer bahkan sebelum 7 Oktober. Namun, keputusan Gantz untuk masuk dalam pemerintahan menstabilkan pemerintahan dan memberinya legitimasi di negara tersebut,” kata Waxman seperti dikutip. Al JazeeraSenin.

Partai Gantz, Partai Persatuan Nasional, awalnya bukan bagian dari koalisi pemerintahan Netanyahu. Mereka baru bergabung setelah serangan mendadak Hamas delapan bulan lalu.

Masuknya Partai Persatuan Nasional ke dalam kabinet memberikan legitimasi domestik koalisi Netanyahu di mata publik Israel.

Waxman mencatat bahwa tanpa Gantz dan rekan-rekannya, pemerintah Israel akan kehilangan pengaruh dalam negeri karena perintah partai politik.

“Ini akan meningkatkan tekanan pada Netanyahu untuk mengadakan pemilu dini,” katanya.

Namun, pakar Israel yakin Netanyahu mungkin tidak akan mengikuti seruan ini. PM sadar, berdasarkan jajak pendapat, Partai Likud akan kalah dalam pemilu jika menggelar kontes politik dalam waktu dekat.

Netanyahu, lanjut Waxman, akan melakukan segala daya untuk mempertahankan kursi PM.

“Dia dan mitra koalisinya bertekad mempertahankan kekuasaan selama mungkin,” ujarnya.

Kemudian di dunia internasional, Gantz dinilai sebagai sosok yang sederhana. Netanyahu selalu dikenal sebagai sayap kanan atau konservatif.

Tanpa Gantz, Waxman mengatakan Netanyahu kemungkinan akan menghadapi lebih banyak tekanan dari sekutu dekatnya, Amerika Serikat, dan komunitas internasional lainnya.

“Dan semakin banyak tekanan internasional karena sejujurnya, itulah satu-satunya pengaruh moderat yang akan dihadapi Netanyahu saat ini,” katanya.

Wantz kemudian berkata, “Jadi, menurut saya, tekanan internasional kemungkinan besar akan meningkat.”

Keputusan Gantz diambil setelah Israel menembaki Nuseirat dan berhasil menyelamatkan empat sandera hidup-hidup melalui operasi khusus.

Serangan Israel di wilayah tersebut juga menewaskan lebih dari 200 orang.

Sejak Israel melancarkan invasi ke Gaza pada Oktober 2023, PM mendapat banyak tekanan. Warga menginginkan gencatan senjata segera dan diakhirinya agresi, namun beberapa anggota kabinet bersikeras bahwa Israel akan melenyapkan Hamas.

Para agresor pro-Israel ini bahkan mengancam akan mundur dari pemerintahan jika Netanyahu menandatangani gencatan senjata dengan Hamas. Bagi mereka, hasil ini sama dengan kekalahan.

Invasi Israel ke Gaza telah menyebabkan lebih dari 36.800 orang tewas dan ratusan ribu rumah hancur.

(isa/rds)

!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);

fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);