Jakarta, Pahami.id –
Kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron dan brigitte wanita macron pertama Candi Borobudur Ini masih menjadi fokus meskipun selesai pada hari Kamis (5/29).
Berbagai pihak menyoroti banyak hal dari kunjungan ini, termasuk ketika Macron dan Brigitte menyentuh patung Buddha di salah satu stupa. Tindakan itu menuai komentar karena tindakan aktual Macron adalah mitos bernama Kunto Bimo.
Jadi apa itu Kunto Bimo, mitos mitos yang diambil oleh Macron saat mengunjungi Kuil Borobudur?
Menurut Instagram @Konsoavasiborobudur, Kunto Bimo adalah mitos yang dirilis dan dipercaya oleh orang -orang di sekitar Kuil Borobudur.
Berdasarkan mitos, seseorang yang dapat menyentuh bagian -bagian tertentu dari patung Buddha di stupa akan beruntung untuk diberikan.
Mitos ini tersebar dari mulut ke mulut dan dari generasi ke generasi. Ada banyak interpretasi turunan dari mitos, seperti pria harus memegang jari manis atau patung merah muda, sementara wanita memegang kaki atau tumit.
Kunto Bimo Jamak dilakukan di Stupa Rhombus Hollow di teras putaran pertama tingkat ketujuh atau tingkat Aruparhatu. Stupa terletak di sebelah timur kuil atau kebodohan pertama dari tangga timur.
Penampilan mitos itu membuat patung itu dikenal sebagai Kunto Bimo. Kunto dianggap dari istilah ‘Ngenta-entro ‘ Atau terapkan, sementara Bimo berasal dari panda yang tidak antusias.
Kunto Bimo kemudian dituduh tidak menyerah pada mengajukan pertanyaan dan berharap sesuatu.
Namun, kegiatan ini menjadi mitos karena tidak ada asal atau hubungan dengan agama Buddha. Hal yang sama terjadi pada arti kata Kunto Bimo tersebar tanpa konfirmasi.
Namun, terlepas dari mitosnya, Kunto Bimo masih berlangsung. Beberapa tokoh yang terkenal telah dicatat sebagai Kunto Bimo, seperti Putra Mahkota Jepang Fumihito kepada Miss Universe 2009 Stefanie Fernandez.
Sampai saat itu, Institut Konservasi Borobudur mulai melarang pengunjung melakukan Kunto Bimo dalam beberapa tahun terakhir.
Mitos tidak diizinkan karena berbagai alasan, seperti alasan agama. Kunto Bimo dianggap melukai simbol agama sakral bagi umat Buddha.
Karena, pengunjung sering melangkah untuk memanjat stupa untuk mendapatkan ‘nasib’ yang tidak mengkonfirmasi kebenaran.
Kondisi stupa 1.200 -tahun juga terancam jika terus -menerus menginjak pengunjung karena memberikan bantuan dalam stupa untuk dipakai, itu juga bisa hilang dalam jangka panjang.
Ini juga memicu berbagai pihak untuk mengkritik tindakan Macron yang melakukan Kunto Bimo di Kuil Borobudur. Tindakan itu dianggap menyakiti upaya untuk mempertahankan warisan budaya UNESCO.
Kritik semakin bosan karena orang -orang telah lama dilarang mengambil tindakan seperti itu, sementara para pemimpin nasional seperti Macron benar -benar menunjukkannya di depan umum.
Yang saat ini didistribusikan oleh Instagram Cabinet Instagram @Secretariat.Kabinet pada hari Kamis (29/5) kemarin, setelah Macron dengan Presiden Indonesia Prabowo Subianto mengunjungi Borobudur.
(MFH/DAL)