Jakarta, Pahami.id —
Menteri Luar Negeri Israel Gideon Sa’ar menegaskan bahwa dia memilih mendukung perjanjian gencatan senjata dengan milisi Hamas dalam rapat kabinet keamanan Jumat (17/1).
“Saat ini, keputusan ini harus diambil,” kata Sa’ar dalam postingan Facebook, dikutip dari CNN.
Sa’ar menulis bahwa dia dan Ze’ev Elkin dari Kementerian Keuangan akan memilih gencatan senjata dalam rapat kabinet pleno.
Sa’ar mengakui kritik terhadap gencatan senjata dalam postingannya, dan menulis bahwa “kritik terhadap perjanjian tersebut harus dihormati, ditangani, dan tidak diabaikan. Kita tidak dapat menyangkal bahwa ada risiko yang terlibat.”
Setidaknya dua anggota kabinet Israel mengatakan mereka tidak akan memberikan suara pada kesepakatan tersebut. Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Itamar Ben Gvir mengancam akan menarik dukungan partainya terhadap koalisi pemerintahan Netanyahu yang rapuh jika gencatan senjata terus berlanjut.
“Tanggung jawab bersama di antara warga Israel mengharuskan kita mengambil keputusan sulit ini,” tulis Sa’ar.
Sa’ar menyinggung penunjukan Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump beberapa hari lagi terkait rencana gencatan senjata di Gaza.
“Perjanjian ini memungkinkan Israel untuk mengakhiri hubungan positif dengan pemerintahan yang akan berakhir di Washington dan memulai hubungan yang sukses dengan pemerintahan yang akan datang di bawah Presiden Trump,” katanya.
Sebelumnya, kabinet keamanan Israel menyetujui gencatan senjata dengan milisi Hamas Palestina.
Laporan dari CNNsebelas anggota kabinet keamanan pada Jumat (17/1) menyetujui gencatan senjata dengan Hamas, yang diumumkan pemerintah Qatar pada Rabu (15/1) lalu.
Namun, keputusan ini masih perlu disetujui oleh kabinet Israel yang beranggotakan 33 orang.
Namun, total 116 orang terluka dan lebih dari 264 orang terluka sejak perjanjian gencatan senjata diumumkan.
Dari korban tewas, 30 orang adalah anak-anak dan 32 orang perempuan.
(CNN/fra)