Jakarta, Pahami.id —
Malaysia–sebagai Ketua ASEAN 2025– akan menggelar Pertemuan Khusus Menteri Luar Negeri ASEAN untuk membahas situasi terkini terkait konflik perbatasan antara Kamboja dan Thailand di Kuala Lumpur, Senin (22/12) hari ini.
Mengutip dari di antara, Minggu (21/12), Kementerian Luar Negeri Malaysia menyatakan pertemuan khusus ini diselenggarakan berdasarkan keputusan Perdana Menteri Malaysia, Kamboja, dan Thailand pada 11 Desember 2025.
Pertemuan khusus tersebut akan dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Malaysia Dato’ Seri Utama Haji Mohamad bin Haji Hasan.
Pertemuan tersebut akan memberikan wadah bagi para Menteri Luar Negeri ASEAN untuk bertukar pandangan mengenai situasi terkini antara Kamboja dan Thailand.
Selain itu, juga perlu mempertimbangkan langkah-langkah yang dapat diambil ASEAN untuk mendukung upaya berkelanjutan menuju pengurangan dan penghentian permusuhan demi kepentingan perdamaian dan stabilitas antara kedua negara anggota ASEAN, serta kawasan yang lebih luas.
“Terselenggaranya pertemuan khusus ini mencerminkan komitmen negara-negara anggota ASEAN terhadap persatuan dan kesatuan ASEAN, serta sentralisasi ASEAN dalam menjaga perdamaian, keamanan, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan, sesuai dengan Piagam ASEAN dan Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama di Asia Tenggara (Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama di Asia Tenggara/TAC),” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Malaysia.
Sebagai Ketua ASEAN saat ini, Malaysia menyatakan tetap berkomitmen untuk memajukan dialog konstruktif.
Malaysia juga menyatakan komitmennya untuk memfasilitasi kedua negara untuk terus menjunjung tinggi prinsip-prinsip hukum internasional, hubungan bertetangga yang baik dan hidup berdampingan secara damai, serta kerja sama bilateral dan multilateral dalam upaya mencapai penyelesaian sengketa yang damai, adil dan berkelanjutan.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, pihak berwenang Malaysia membatasi akses jurnalis untuk meliput pertemuan tersebut karena sensitifnya isu yang dibicarakan.
Untuk saat ini, otoritas Malaysia hanya memperbolehkan media resmi milik pemerintah Malaysia untuk meliput, untuk memastikan adanya pemberitaan visual dan faktual terkait pertemuan tersebut.
(antara/anak-anak)

