Jakarta, Pahami.id —
Pemerintah Indonesia sedang bersiap mengirimkan Pasukan Perdamaian ke Semenanjung Gaza, Palestina menunggu keputusan dari Dewan Keamanan PBB (PBB).
Rencana tersebut muncul setelah ada pembicaraan bahwa Dewan Keamanan PBB mungkin menyetujui pengiriman Pasukan Penjaga Perdamaian ketika Israel bersikeras melancarkan invasi ke Palestina.
Pasukan penjaga perdamaian PBB sering kali dikerahkan dengan persetujuan Majelis Umum, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB), Sekretaris Jenderal, dan pemerintah terkait. Mereka berangkat ke daerah konflik untuk menjaga stabilitas keamanan.
Peluncuran dari Situs resmi PBBbadan internasional tersebut saat ini memiliki lebih dari 97.000 personel militer dari 120 negara yang dikenal sebagai penjaga perdamaian di bawah bendera PBB.
Tentara bekerja sama dengan polisi PBB untuk melindungi hak hidup warga sipil yang merasa terancam akibat konflik. Mereka biasanya memakai baret atau helm berwarna biru sebagai tanda membawa perdamaian ke seluruh negeri.
PBB telah mengerahkan pasukan penjaga perdamaian sejak tahun 1948 atas izin berbagai pihak yang terlibat.
Tugas Penjaga Perdamaian PBB
Pasukan penjaga perdamaian PBB mempunyai beberapa tugas untuk berbagai tujuan, seperti
1. Melindungi warga sipil dan staf PBB
2. Memantau batas-batas yang disengketakan
3. Memantau dan mengamati proses perdamaian di wilayah pasca konflik
4. Memberikan keamanan pada saat pemilu
5. Memberikan keamanan di seluruh zona konflik
6. Membantu pelatihan personel militer dalam negeri
7. Membantu mantan gerilyawan dalam melaksanakan perjanjian damai
Kekuatan-kekuatan ini juga sering dikerahkan ke berbagai wilayah yang rawan konflik. Oleh karena itu, diperlukan fisik yang kuat dan pemahaman tentang kawasan internasional untuk menjadi bagian dari pasukan penjaga perdamaian PBB.
Keterlibatan pasukan penjaga perdamaian perempuan
Perempuan penjaga perdamaian PBB belakangan ini juga menjadi sorotan setelah semakin terlibat dalam berbagai operasi militer.
Hal ini juga tertuang dalam Resolusi Dewan Keamanan nomor 1325 yang menyerukan kesetaraan partisipasi perempuan di semua sektor operasi pemeliharaan perdamaian.
Resolusi tersebut juga didukung dalam kebijakan kesetaraan gender oleh Departemen Operasi Penjaga Perdamaian dan Dukungan Operasional. Selain itu, PBB ingin mempromosikan perspektif kesetaraan gender di militer sejak tahun 2010.
(val/bac)
!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);
fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);