Jakarta, Pahami.id –
Perjuangan DPP PDI Memegang Acara Panduan Teknis (BIMTEK) yang dihadiri oleh ribuan kader pada akhir Juli Bicara.
Ketua PDIP DPP Mrs. Maharani yang membuka Bimtek menjelaskan bahwa kegiatan itu diadakan untuk kader PDIP di seluruh Indonesia, terutama mereka yang duduk di kursi dewan, untuk menyatukan visi dan misi untuk melaksanakan kecepatan partai.
“Lalu, bagaimana Anda bisa bersama untuk menjalankan program pemerintah yang akan mulai turun, sehingga dapat dipantau, sehingga jumlahnya untuk kecepatan Indonesia,” Mrs.
“Bagaimana kecepatan pemeliharaan internal dan mengawasi program anggaran dan pemerintah,” katanya.
Sebagai informasi, Bimtek di Bali diadakan tak lama setelah Sekretaris PDIP -Jenderal Hasto Kristiyanto dijatuhi hukuman 3,5 tahun dalam kasus korupsi terkait dengan mantan kandidat PDIP Aaron Mind. Diketahui bahwa PDIP telah berulang kali menyebut kasus Hasto sebagai politikisasi hukum.
Menanggapi apa yang terjadi, Direktur Studi Indonesia (ASI) Ali Rif’an percaya bahwa Forum Bimtek akan digunakan oleh perjuangan PDI sebagai penyatuan di depan Kongres.
Ali berasumsi bahwa setelah Hasto dihukum, ada kemungkinan bahwa arahan politik partai demokratis partai di masa depan akan berubah.
Saat ini, katanya, ada dua faksi di partai. Faksi yang ingin tetap di luar pemerintah dan faksi yang ingin bergabung dengan pemerintah.
“Faksi Hasto yang cenderung oposisi, cenderung oposisi pemerintah. Nah, faksi Puran Mbak cenderung bergerak lebih dekat ke pemerintah.
Menurut Ali, arahan politik Partai Demokrat Indonesia tentang perjuangan di masa depan tergantung pada posisi Sekretaris -Jenderal setelah Hasto.
Jika Hasto masih dipertahankan atau penggantian permanen dari faksnya, nilai ALI bahwa PDIP tidak akan memasuki daya selama beberapa tahun ke depan. Menurutnya, instruksi PDIP akan berbeda jika angka -angka yang dipilih sebagai Sekretaris -Jenderal akan berasal dari klan.
“Tetapi jika Sekretaris -Umum adalah orang faks, ada kemungkinan bahwa dalam jangka pendek, dalam waktu dekat PDIP akan bergerak lebih dekat ke pemerintah,” katanya.
“Jadi, kita akan melihat bagaimana posisi sekretaris -umum akan diisi oleh sukunya.
Caders dan Simpati PDI Perjuangan (PDIP) memperingati 29 tahun kerusuhan pada 27 Juli 1996 atau kudatuli di kantor PDIP DPP, Jakarta Tengah, Minggu (7/27). (Cnnindonesia/ Sakti Darma Abhiyoso) |
Minta pendapat terpisah, parameter politik Indonesia ADI Prayitno menganggap bahwa di masa depan PDIP akan terus memperkuat kecepatan politik.
“Karena untuk perjuangan Partai Demokrat Indonesia, apa yang terjadi pada Hasto bukan masalah hukum, tetapi masalah politik untuk menargetkan PDIP melalui Hasto. Itu adalah narasi politik yang telah ditangkap publik,” kata Adi.
Adi menganggap bahwa ada kecenderungan untuk perjuangan Partai Demokrat Indonesia di masa depan untuk tidak menjadi kuat dalam banyak hal, perjuangan dengan pemerintah itu baik.
“Tetapi dalam sinyal politik, PDIP tampaknya lebih oposisi daripada koalisi untuk memasuki pemerintah,” kata Adi.
Harus menentukan sikap, memori 2014
Ali percaya bahwa perjuangan PDI di masa depan harus mengambil sikap politik yang jelas.
Menurutnya, dalam konteks pemilihan, perjuangan tidak akan memiliki insentif pemilu jika mereka tidak jelas.
Ali memberikan contoh pemilihan 2014. Perjuangan, yang di era era Susilo Bambang Yudhoyono menjadi oposisi, memenangkan pemilihan.
“Mengapa pada tahun 2014, PDIP mendapat suara penting yang memenangkan pemilihan. Itu karena posisi yang jelas dari oposisi pada waktu itu di era SBY [Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono/SBY] 10 tahun, “kata Ali.
“Yah, mengapa PDIP 2019 adalah pemenang pemilihan? Karena jelas bahwa posisinya memiliki kader sebagai kandidat presiden dan pemerintah,” katanya.
Menurutnya, perjuangan Partai Demokrat Indonesia masih bisa kurus dalam pemilihan tahun 2024 karena posisinya masih menguntungkan garis pemerintah dan secara logis.
“Tetapi jika hari ini PDIP tidak jelas, PDIP dapat dikalahkan oleh orang lain, terutama Gerindra yang menargetkan 30 persen,” kata Ali.
(Yoa/anak -anak)