Berita Melihat Masjid Tjia Kang Ho, Masjid Baru Simbol Harmoni Keragaman DKI

by

Daftar isi


Jakarta, Pahami.id

Masjid Tjia Kang Ho merupakan salah satu masjid unik yang ada di kawasan Pekayon yaitu Pasar Rebo, Jakarta TimurR yang mempunyai gaya tersendiri dalam memadukan budaya Tionghoa dan Betawi.

Masjid ini baru dibangun pada tahun 2022. Pendiri masjid ini adalah Budiyanto Tjia, salah satu putra Tjia Kang Ho.

Sejak Tjia Kang Ho meninggal, Budiyanto mewariskan tanah ayahnya untuk membangun masjid.


Adik Budiyanto Tjia, Jimmy Gouw menuturkan, keluarganya merupakan keturunan Tionghoa yang menetap di Indonesia sejak abad ke-16. Jimmy menuturkan, keluarganya merupakan generasi keenam yang tinggal di Indonesia.

Jadi saya dan Budiyanto generasi keenam dari Tiongkok, nenek moyang kami sudah ada di Indonesia mungkin sejak tahun 1700-an dan menikah dengan orang Betawi. Jadi karena mengikuti bahasa ibu, kami tidak bisa lagi berbahasa Mandarin. Nenek moyang kami menikah dengan orang Betawi ya. ., bahasa “Kami sampai sekarang berbahasa Betawi,” kata Jimmy CNNIndonesia.comRabu (13/3) sore.

<!–

ADVERTISEMENT

/4905536/CNN_desktop/cnn_nasional/static_detail

–>

Jimmy mengatakan, proses pendirian masjid baru akan dimulai pada tahun 2022 dan diharapkan selesai seluruhnya pada tahun 2024.

Masjid yang mempunyai luas tanah 793 m2 dan luas bangunan 297,5 m2 ini pertama kali dibangun pada 8 Oktober 2022. Menurut pengelola masjid, peletakan batu pertama pembangunan masjid ini juga dihadiri oleh salah satu ulama terkenal di Indonesia bernama Habib Ahmad Al Kaff.

Suasana di dalam Masjid Tjia Kang Ho di Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur. (Pahami.id/ Cesar Sanabil Pasha)

Perpaduan budaya Betawi dan Tionghoa

Masjid ini didirikan dengan konsep memadukan budaya Betawi dan Tionghoa. Filosofi arsitekturnya yang unik meliputi atap masjid yang terdiri dari lima pagoda yang mencerminkan lima rukun Islam (Aqidah, Sholat, Puasa, Zakat dan Haji).

Kemudian klenteng pada atap induknya terdiri dari tiga lapisan yang mencerminkan rukun atau kerangka agama Islam (Iman, Islam, Ihsan).

Kemudian, klenteng kecil yang terdiri dari dua lapisan mempunyai arti bahwa untuk mencapai kebahagiaan akhirat harus dicapai melalui hubungan dengan Tuhan dan sesama makhluk, manusia dan makhluk hidup lainnya.

Bangunan masjid yang dominan bercirikan budaya Tionghoa dengan bentuk pagoda, sudut atap, dan warna dominan merah.

Bangunan pelengkapnya diberi ciri khas budaya Betawi berupa bantalan gigi guci.

Jimmy Gouw mengatakan, kegiatan keagamaan di sana sudah dilakukan sejak sebelum masjid itu dibangun.

“Dari dulu sebelum ada masjid, di sini sudah ada Dewan Pengajaran yang kami bangun. Jadi kami sering melaksanakan kegiatan keagamaan. Malam Senin Selasa malam pengajian, malam Rabu Kamis malam Sholat Nariyah, malam Jumat ada tahlilan dan bacaan. “&seperti dalam. Lalu dua minggu sekali saya membaca Asmaul Husna,” kata Jimmy.

Masjid Tjia Kang HoMasjid Tjia Kang Ho didirikan dengan konsep memadukan budaya Betawi dan Tionghoa (Pahami.id/Cesar Sanabil Paya)
Masjid Tjia Kang HoJimmy Gouw merupakan adik pendiri Masjid Tjia Kang Ho, Budianto Tjia, Jakarta Timur, Rabu (13/3). (Dokumen Khusus.)

Komunikasi antaragama

Tak hanya kajian Islam, Jimmy mengaku Masjid Tjia Kang Ho juga menjalin komunikasi lintas agama dengan berbagai pihak termasuk komunitas Budha dan Kristen yang tinggal bersebelahan.

“Masjid ini berada di tengah-tengah antara Vihara dan Gereja, komunikasi selalu berjalan lancar. Kemarin saat Tawaqufan kami mengundang saudara-saudara non-Muslim untuk makan bersama,” kata Jimmy.

Selain itu, pada 1 Oktober 2023, katanya, masjid ini telah menampung 38 Bhante atau Biksu asal Thailand yang sedang melakukan ritual Thudong di Indonesia.

“Saat itu kami mendapat kunjungan dari Bhante dari Thailand. Mereka sebenarnya mampir ke vihara sebelah, tapi kami undang mereka untuk mengunjungi masjid kami,” kata Jimmy.

Selain untuk menyediakan tempat ibadah bagi umat Islam, pendirian masjid ini juga memiliki tujuan yang lebih mulia.

“Tujuan kami ingin menyiarkan Islam, Islam damai, Islam menyenangkan. Kami ingin stigma negatif terhadap agama ini dihilangkan. Jadi dalam pandangan saya pribadi, sering ada narasi bahwa Islam tidak toleran, makanya kami ingin saudara-saudara kita “orang yang bukan Islam menganggap Islam itu indah,” kata Jimmy.

Kunjungan Bhante Thailand ke Masjid Tjia Kang HoKunjungan Bhante atau rombongan biksu asal Thailand ke Masjid Tjia Kang Ho pada Oktober 2023. (Dok. DKM Masjid Tjia Kang Ho)

Pertunjukan tarawih pertama

Ketua DKM Masjid Tjia Kang Ho yang juga putra Budiyanto Tjia, Muhammad Wildan Hakiki (29) mengaku Ramadhan 1445 tahun 2024 ini istimewa, karena baru pertama kali dilaksanakan salat Tarawih berjamaah di sana. Sejauh ini, kata dia, antusiasme masyarakat sekitar untuk bergabung berjamaah di sana sangat tinggi.

“Ini di luar dugaan, kemarin alhamdulillah di hari pertama saya kaget penuh. Bahkan ibu-ibu pun tidak punya tempat sehingga harus salat di luar masjid di halaman belakang. Kapasitas masjid ini kurang lebih 250 jamaah, kemarin nampaknya sekitar 250-300 jamaah melaksanakan salat tarawih di malam pertama Ramadhan, kata Wildan.

Wildan berharap kehadiran masjid ini membawa keberkahan khususnya bagi warga sekitar.

“Harapan saya masjid ini bisa membawa keberkahan bagi jemaah dan masyarakat sekitar sini. Islam itu indah, Islam itu indah rahmatan lil alamin,” uStempel Wildan.

(csp/anak)

!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);

fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);