Jakarta, Pahami.id —
Jerman akan menutup tiga konsulat Iran di wilayahnya sebagai respons atas eksekusi warga keturunan Iran, Jamshid Sharmahd, awal pekan ini.
“Kami telah berulang kali dan tegas memperingatkan Teheran bahwa eksekusi warga Jerman akan menimbulkan konsekuensi serius,” kata Menteri Luar Negeri Annalena Baerbock pada Kamis (31/10).
Baerbock menjelaskan Jerman akan menutup konsulat Iran di Frankfurt, Munich dan Hamburg.
Baerbock tidak menyebut kedutaan besar Iran di Berlin, namun menegaskan bahwa Jerman akan “terus menjaga saluran diplomatik dan kedutaan besar kami di Teheran.”
Baerbock menjelaskan bahwa alasan lain penutupan tiga konsulat Iran adalah agar pemerintah dapat terus memperjuangkan pembebasan warga Jerman lainnya yang “ditahan secara tidak adil oleh rezim.”
Hukuman mati yang diumumkan pada Senin pekan ini oleh Iran telah memicu protes diplomatik dari Jerman, dan Kanselir Olaf Scholz menyebutnya sebagai “skandal”.
Baerbock bahkan menganggap eksekusi Sharmahd sebagai pembunuhan.
“Fakta bahwa pembunuhan ini terjadi di tengah perkembangan terkini di Timur Tengah menunjukkan bahwa rezim (Iran) yang diktator dan tidak adil… tidak bertindak sesuai dengan logika diplomatik yang normal,” kata Baerbock seperti dikutip. AFP.
“Bukan tanpa alasan, hubungan diplomatik kita berada pada titik terendah,” tambahnya.
Penutupan ini akan berdampak pada 32 staf konsuler Iran di tiga wilayah.
Kementerian Luar Negeri Iran mengecam keputusan yang “tidak masuk akal” tersebut dan menyebutnya sebagai “tidak beralasan” dan mengatakan pihaknya telah memanggil duta besar Jerman di Teheran untuk menyatakan “keberatan yang kuat”.
Sharmahd adalah warga negara Jerman keturunan Iran yang juga tinggal di Amerika Serikat. Dia adalah seorang insinyur perangkat lunak yang bekerja dan menulis untuk situs kelompok oposisi Iran di luar negeri yang sangat kritis terhadap Teheran.
Dia ditangkap oleh otoritas Iran pada tahun 2020 saat melakukan perjalanan melalui Uni Emirat Arab. Sharmahd kemudian dijatuhi hukuman mati pada Februari 2023 atas tuduhan “korupsi di bumi,” sebuah hukuman yang kemudian dikuatkan oleh Mahkamah Agung Iran.
Dia dinyatakan bersalah atas dugaan keterlibatan dalam pemboman sebuah masjid di kota Shiraz tahun 2008, yang menewaskan 14 orang dan melukai 300 lainnya.
Keluarganya telah lama mengklaim bahwa Sharmahd tidak bersalah, dan Amnesty International telah menyatakan bahwa dia adalah korban dari “persidangan pertunjukan”.
Namun Iran membantah tuduhan tersebut dan menyatakan bahwa “paspor Jerman tidak memberikan kebebasan kepada siapa pun, apalagi penjahat teroris.”
(rds/rds)