Ledakan tersebut diduga merupakan serangan bom terjadi pada misa Katolik di gimnasium Universitas Negeri Mindanao di Marawi, Filipina Selatan pada Minggu (3/12) pagi. Tiga orang dilaporkan tewas dan tujuh lainnya luka-luka.
“Kami sedang menyelidiki apakah itu serangan IED (alat peledak rakitan atau alat peledak improvisasi) atau pelemparan granat,” kata Kapolres Provinsi Allan Nobleza merujuk pada alat peledak rakitan tersebut, dikutip dari AFPMinggu (12/3).
Universitas Negeri Mindanao mengeluarkan pernyataan yang mengutuk tindakan kekerasan tersebut. Kampus juga telah membatalkan perkuliahan dan mengerahkan lebih banyak personel keamanan di kampus.
“Kami berdiri dalam solidaritas dengan komunitas Kristen kami dan semua orang yang terkena dampak tragedi ini,” kata universitas tersebut dalam sebuah pernyataan.
Gubernur Mamintal Adiong terlihat menjenguk korban luka bom di fasilitas kesehatan. Hal itu ditunjukkan dengan unggahan gambar di laman Facebook provinsi Lanao del Sur.
Insiden itu terjadi setelah militer Filipina melancarkan serangan udara pada hari Jumat yang menewaskan 11 militan Islam dari organisasi Dawlah Islamiah-Filipina di Mindanao.
Militer mengatakan pada hari Sabtu bahwa kelompok tersebut berencana melancarkan serangan di provinsi Maguindanao del Sur.
Nobleza menjelaskan, polisi sedang menyelidiki apakah serangan hari Minggu itu ada hubungannya dengan serangan udara Jumat lalu.
(pop/mikrofon)
[Gambas:Video CNN]
!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);
fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);