Jakarta, Pahami.id –
Ledakan terjadi di kawasan perbatasan Korea Utara (Korea Utara) dan Korea Selatan (Korea Selatan) dan melukai seorang tentara Seoul, Kamis (20/11).
Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Korea Selatan menyatakan ledakan terjadi pada Kamis pagi di sebelah barat garis demarkasi militer (MDL). Sebuah ledakan melukai seorang tentara yang sedang berpatroli.
“[Petugas yang terluka] “Segera dievakuasi dengan helikopter darurat dan kini dalam kondisi stabil tanpa cedera yang mengancam jiwa,” demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Korea Selatan, Kamis (20/11), seperti dikutip AFP.
MDL merupakan perbatasan de facto yang melintasi tengah DMZ, wilayah perbatasan yang memisahkan Korea Utara dan Selatan. Daerah ini adalah salah satu tempat yang paling banyak ditambang di dunia.
Ledakan itu terjadi setelah Korea Selatan pekan ini mengusulkan diadakannya perundingan militer dengan Korea Utara. Ini adalah penawaran ginseng pertama negara tersebut kepada negara tetangganya dalam beberapa tahun terakhir.
Dalam tawarannya, Seoul mengatakan banyak penanda MDL telah menghilang seiring berjalannya waktu, sehingga menyebabkan “perbedaan persepsi mengenai perbatasan di wilayah tertentu oleh kedua belah pihak.” Penanda tersebut telah dipasang sejak gencatan senjata pada tahun 1953.
Korea Selatan dan Korea Utara secara teknis masih berperang. Pasalnya gencatan senjata kedua negara hanya berhenti berkelahi dan tidak pernah diikuti dengan perjanjian damai.
Pada tahun 2015, dua tentara Korea Selatan terluka parah akibat ranjau darat yang ditanam oleh Korea Utara saat berpatroli di selatan perbatasan. Salah satu tentara kehilangan kedua kakinya dan yang lainnya harus diamputasi.
(BLQ/BACA)

