Jakarta, Pahami.id —
Korea Selatan menangguhkan tugas tiga komandan senior yang terlibat dalam membantu Presiden Yoon Suk Yeol melakukan operasi darurat militer “ilegal” pada Jumat (6/12).
Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan tiga komandan senior militer yang terlibat mengerahkan pasukan ke parlemen untuk mencegah anggota parlemen mencabut darurat militer sepihak yang diterapkan Yoon.
“Kementerian Pertahanan telah menerapkan langkah-langkah untuk mengisolasi dan menangguhkan tugas tiga pejabat penting… sehubungan dengan situasi saat ini per 6 Desember,” bunyi pernyataan kementerian seperti dikutip AFP.
Ketiga komandan tersebut adalah Kepala Komando Pertahanan Ibu Kota Seoul, Letnan Jenderal Lee Jin-woo; Kepala Komando Perang Khusus Angkatan Darat Letnan Jenderal Kwak Jong-keun; dan Komandan Kontra Intelijen Letnan Jenderal Yeo In-hyung.
Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan ketiga komandan tersebut telah dipindahkan ke unit lain, menurut kantor berita tersebut Yonhap.
Langkah ini dilakukan di tengah kritik terhadap peran militer dalam menegakkan darurat militer dan kekhawatiran, yang sebagian besar disuarakan oleh blok oposisi utama, mengenai kemungkinan penerapan darurat militer lagi.
Jaksa militer juga telah mengajukan permintaan larangan bepergian ke Kementerian Kehakiman bagi 10 perwira militer yang menghadapi tuduhan makar dan tuduhan terkait hukum militer lainnya, termasuk tiga komandan, menurut pernyataan terpisah dari kementerian.
Militer juga akan secara proaktif bekerja sama dengan markas investigasi khusus yang dibentuk oleh kantor kejaksaan untuk menangani tuduhan terkait penerapan darurat militer, termasuk dengan mengerahkan personel, tambah pernyataan itu.
Presiden Yoon Suk Yeol sebelumnya mengumumkan darurat militer dalam keputusan yang mengejutkan pada Selasa malam, namun kemudian mencabutnya beberapa jam kemudian setelah Senat yang dikuasai oposisi memilih untuk menolak deklarasi tersebut.
Dalam prosesnya, militer membentuk Perintah Darurat Militer yang dipimpin oleh Jenderal Angkatan Darat Park An-su, yang mengeluarkan dekrit yang melarang semua aktivitas politik sambil mengerahkan pasukan operasi khusus untuk memasuki kompleks Majelis Nasional.
Sebelumnya pada hari yang sama, penjabat Menteri Pertahanan Kim Seon-ho meminta maaf karena menimbulkan kekhawatiran publik dan berjanji untuk bekerja sama sepenuhnya dalam penyelidikan yang dipimpin oleh jaksa dan polisi.
(rds)