Jakarta, Pahami.id —
Lebih dari 40.000 warga sipil Palestina meninggal karena agresi brutal selama 10 bulan Israel di Jalur Gaza.
Dalam pernyataannya hari ini (15/8), Kementerian Kesehatan di Gaza menyebutkan 40 orang tewas dalam 24 jam terakhir, sehingga jumlah kematian warga sipil sejak invasi 7 Oktober menjadi 40.005 orang.
Kementerian Kesehatan Gaza mengonfirmasi bahwa sebagian besar korban tewas adalah perempuan dan anak-anak.
Rinciannya, 33 persen korban adalah anak-anak, 18,4 persen korban adalah perempuan, dan 8,5 persen korban meninggal adalah lansia.
Puluhan ribu kematian menggambarkan penderitaan, kekurangan gizi dan ketidakstabilan yang terjadi setiap hari di Gaza selama 10 bulan pendudukan Israel.
Jumlah korban tewas meningkat setelah pasukan Israel menyerang gedung sekolah yang menampung pengungsi Palestina di Gaza akhir pekan lalu.
Peningkatan jumlah korban tewas juga terjadi seiring dilanjutkannya perundingan gencatan senjata Gaza di Doha, Qatar. Mediator dalam negosiasi gencatan senjata termasuk Qatar, Mesir, Amerika Serikat dan Israel.
Israel mengatakan akan mengirimkan delegasi ke perundingan tersebut, namun Hamas mengatakan pihaknya tidak akan berpartisipasi dan hanya siap untuk berbicara dengan mediator jika ada “perkembangan serius atau tanggapan dari Israel”.
Akhir pekan lalu, Hamas mengatakan pihaknya telah meminta mediator untuk menerapkan gencatan senjata yang dinegosiasikan, menyusul proposal yang diajukan oleh Presiden AS Joe Biden dan Dewan Keamanan PBB.
(Dna)