Berita Korban Tewas Agresi Israel di Gaza Tembus 15.899 Orang

by

Jakarta, Pahami.id

Kementerian Kesehatan Gaza mengungkapkan bahwa jumlah korban tewas di wilayah tersebut terus meningkat menjadi 15.899 sejak invasi militer Israel mulai 7 Oktober hingga Senin (4/12).

Dari angka itu, Ashraf Al-Qudra, juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan, 70 persen korbannya adalah perempuan dan anak-anak.


Dua bocah lelaki Palestina, salah satunya berusia sembilan tahun, tewas di kota Jenin, Tepi Barat yang diduduki Israel, pada Rabu (29/11). Israel melancarkan serangan besar-besaran ke wilayah tersebut pada malam sebelumnya yang meninggalkan jejak kehancuran.

Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina membenarkan meninggalnya seorang anak bernama Adam Samer Al-Ghoul dikutip dari The New Arab.

Tak hanya itu, seperti dilansir AFP, Senin (4/12), jumlah korban luka kini juga bertambah hingga 42 ribu orang.

Korban terus berjatuhan menyusul daftar kekejaman Israel terhadap warga Palestina sejak awal Oktober 2023, salah satunya pengeboman rumah sakit di Gaza dengan dalih mencari tentara Hamas yang menuai kecaman dari dunia internasional.

[Gambas:Video CNN]

Rumah sakit adalah salah satu tempat utama yang digunakan orang untuk beraktivitas, berlindung, dan mencari bantuan medis.

Pada tanggal 17 Oktober, Israel mengebom Rumah Sakit Arab Al-Ahli, menewaskan 500 orang di dalamnya.

“Berita yang keluar dari Gaza sangat buruk dan sama sekali tidak dapat diterima… hukum internasional harus dihormati dalam hal ini dan dalam semua kasus. Ada aturan seputar perang dan memukul rumah sakit tidak dapat diterima,” kata Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, yang dilansir oleh AFP. Al Jazeera.

Serangan tersebut terus meluas ke rumah sakit lain yang diduga menyembunyikan markas Hamas.

Serangan Israel terhadap rumah sakit Al Shifa di Gaza pada pertengahan bulan lalu juga menimbulkan kekerasan mematikan bagi ribuan orang yang terjebak di dalamnya.

Orang-orang di Rumah Sakit Al Shifa menyatakan bahwa tentara Israel melakukan kekerasan dan penghinaan terhadap pasien, staf rumah sakit, dan pengungsi.

Dr Mohammad Abu Salmiya, direktur Rumah Sakit Al-Shifa, mengatakan situasinya menyedihkan karena banyak orang yang membutuhkan bantuan dan bayi harus dipindahkan ke fasilitas kesehatan yang lebih baik.

Rumah Sakit Al Shifa yang hancur akibat serangan Israel kekurangan bahan bakar dan obat-obatan.

Selain itu, dilansir Al Jazeera, tentara Israel masih menahan 35 tenaga medis termasuk Mohammed Abu Salmiya.

(afp/chri)


!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);

fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);