Berita Kongres AS Investigasi Harvard Imbas Tolak Tuntutan Trump

by


Jakarta, Pahami.id

Partai Republik di Kongres Amerika Serikat (AS) secara resmi mengumumkan penyelidikan universitas Harvard Di Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat. Investigasi dilakukan dengan tuduhan mengabaikan hukum karena menolak untuk menerima pengawasan politik dari luar, termasuk dari Gedung Putih.

Investigasi diumumkan dalam surat yang ditandatangani oleh ketua Komite Pengawas Dewan Perwakilan AS James Comer dan Ketua DPR Elise Stefanik. Surat itu ditujukan kepada rektor universitas Harvard Alan Garber yang menolak klaim pengawasan.

“Harvard tampaknya tidak mampu atau tidak mau menghindari diskriminasi yang melanggar hukum sehingga lembaga, untuk instruksi Anda, menolak untuk menandatangani perjanjian yang diajukan Bagus Pada hari Kamis (17/4).


“Tidak peduli bagaimana Anda memiliki keinginan untuk perilaku itu, tidak ada lembaga yang dapat melanggar hukum,” katanya.

Dalam surat investigasi, Partai Republik meminta Harvard untuk mengungkapkan dokumen tentang praktik perekrutan ke program keragaman kampus.

Harvard juga diminta untuk merilis dokumen yang terkait dengan tindakan pro-Palestina yang terjadi di kampus tahun lalu.

Penyelidikan diumumkan setelah Presiden AS Donald Trump marah dengan Harvard, karena ia menolak untuk menerima pengawasan untuk masuk ke dalam kecenderungan politiknya.

Trump bahkan menyebut Harvard sebagai lelucon dan tidak akan hebat karena sikap itu. Dia kemudian berpikir Harvard tidak lagi dianggap sebagai tempat yang baik untuk belajar, tetapi tidak diizinkan masuk ke daftar universitas terbaik di dunia.

Trump juga membekukan US $ 2,2 miliar untuk program penelitian yang sebagian besar dalam kedokteran di Harvard. Kampus ini meskipun memiliki peran penting dalam pengembangan obat -obatan baru dan perawatan kesehatan.

Selain itu, ia mengatakan Harvard harus kehilangan status bebas pajak sebagai lembaga pendidikan nirlaba tanpa mengundurkan diri dari komitmen mereka.

Beberapa media AS melaporkan bahwa Biro Pajak Layanan Pendapatan Inland (IRS) membuat rencana untuk membatalkan pembebasan pajak sesuai dengan permintaan Trump.

“Harvard adalah lelucon, mengajarkan kebencian dan ketidaktahuan. Itu tidak lagi menerima dana federal,” kata Trump pada platform sosial sejati pada hari Rabu (17/4), dikutip oleh AFP.

(FRL/WIW)