Berita Kamboja dan Thailand Saling Tembak Lagi, Trump Telepon Kedua PM

by
Berita Kamboja dan Thailand Saling Tembak Lagi, Trump Telepon Kedua PM


Jakarta, Pahami.id

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali ke gunung untuk sekunder Thailand Dan Kamboja yang kembali tegang setelah terjadi baku tembak di perbatasan kedua negara Indochina.

Trump menelepon Perdana Menteri Kamboja Hun Manet dan Perdana Menteri Thailand Anutin Charnvirakul pada Jumat (14/11) untuk membahas ketegangan kedua negara bertetangga di daratan Asia Tenggara. Mengutip dari AFP, Hun Manet dan Anutin Chanvirakul pun saling mengonfirmasi panggilan Trump pada Sabtu (15/11).

Hun Manet mengatakan dalam postingan media sosial Facebook bahwa panggilan dari Trump adalah, “untuk membahas perkembangan di sepanjang perbatasan Kamboja-Thailand, dengan tujuan melanjutkan implementasi perjanjian perdamaian antara Kamboja dan Thailand.”


Dalam perbincangannya dengan Trump, ia juga menyinggung inisiatif Presiden Negeri Paman Sam terkait Deklarasi dan Penghentian Bersama Kuala Lumpur.

Hun Manet mengatakan Phnom Penh – pusat pemerintahan Kamboja – menjanjikan komitmen yang kuat untuk menjunjung semangat Deklarasi Bersama Kuala Lumpur.

Hun Manet juga menyampaikan harapannya agar Kamboja dan Thailand menyetujui mekanisme bilateral yang disepakati, dan mendorong perdamaian kedua negara. Dia mengatakan Trump akan terus memantau masalah antara Kamboja dan Thailand.

“Untuk memastikan tidak terulangnya bentrokan bersenjata di sepanjang perbatasan Kamboja-Thailand,” kata Hun Manet, mengulangi pernyataan Trump melalui telepon.

Terpisah, melalui akun media sosialnya, Anutin mengaku selain berbincang dengan Trump, ia juga berkomunikasi dengan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim.

Kepada Trump, PM Thailand mengatakan bahwa Bangkok dan Phnom Penh harus mematuhi komitmen yang disepakati bersama agar perdamaian dapat tercapai.

Ia juga mendorong Kamboja untuk mengakui fakta dan bertanggung jawab atas ledakan ranjau tersebut. Sebelumnya, Thailand menuduh Kamboja menanam ranjau baru. Seorang tentara Thailand terluka dalam ledakan ranjau di kawasan perbatasan dengan Kamboja pada Senin (10/11).

Thailand untuk sementara menangguhkan perjanjian perdamaian antara kedua negara sehari setelah insiden ranjau. Mereka merasa Kamboja telah melanggar perjanjian dengan menempatkan ranjau baru di perbatasan.

“Dalam situasi seperti ini, Thailand harus berhak mengambil tindakan yang diperlukan untuk melindungi kedaulatan Thailand,” tegas Anutin.

Tak hanya saya, Kamis (13/11) lalu, dikutip dari Pos Bangkok, Menteri Pertahanan Thailand mengatakan tentara Kamboja melepaskan tembakan ke arah pasukannya di provinsi Sa Kaeo pada Rabu lalu. Dia menuduh ini sebagai upaya Kamboja untuk membuat tentara Thailand membalas, dan kemudiankerangka menyerang mereka.

Sementara itu, Kamboja membantah penyebaran ranjau dan provokasi, dan mendesak Thailand untuk mengulangi perjanjian damai.

Mengutip dari AFPGedung Putih menyatakan, selain dengan pemimpin Thailand dan Kamboja, Trump juga berkomunikasi dengan Malaysia terkait ketegangan terkini di perbatasan kedua negara Indochina tersebut.

Sebelumnya, dalam penembakan lintas batas antara Thailand dan Kamboja pada Rabu (12/11), ada korban jiwa dari warga sipil. Setidaknya satu warga sipil tewas, dan tiga lainnya terluka.

“Presiden Trump menelepon Thailand dan Kamboja dalam upaya menengahi konflik terbaru. Ia juga meminta Malaysia untuk mengakhiri kekerasan,” ujar Gedung Putih dalam keterangan resmi dilansir AFP, Sabtu (15/11).

Kemudian kepada wartawan di penerbangan Air Force One menuju Florida, AS, Trump membeberkan pembicaraannya dengan para pemimpin negara tersebut.

“Saya berhenti berjuang hari ini dengan menggunakan tarif [impor ke AS]ancaman tarif [impor ke AS]katanya.

“Saya berbicara dengan Perdana Menteri kedua negara, dan mereka baik-baik saja, saya pikir mereka akan baik-baik saja,” lanjut Trump pada Jumat sore.

Thailand dan Kamboja berperang sejak Juli 2025. Tercatat 48 orang tewas dan 300 ribu orang harus mengungsi akibat perang tersebut.

Kemudian pada pertengahan tahun ini, negara-negara Asia Tenggara menandatangani perjanjian pada bulan lalu di Kuala Lumpur di hadapan Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim.

Kemudian pada tanggal 28 Juli, Kamboja dan Thailand menyetujui gencatan senjata tanpa syarat dalam pertemuan trilateral yang diselenggarakan oleh Anwar setelah berminggu-minggu permusuhan.

(AFP/Anak)