Jakarta, Pahami.id –
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Berencana menghidupkan kembali Taman Daan Mogot di Jakarta Barat agar lebih terang, lebih terbuka, dan lebih mudah diakses oleh masyarakat.
Hal itu diungkapkannya setelah taman tersebut diduga menjadi lokasi praktik prostitusi sesama jenis yang viral di media sosial beberapa waktu lalu.
“Daan Mogot ini salah satu yang akan kita prioritaskan agar tamannya lebih terang, terbuka, dan bisa dimanfaatkan semua orang. Kemarin memang seperti Pitch Black,” kata Pramono, Sabtu (15/11).
Seperti diberitakan Detikcom Pada Sabtu (15/11), Pramono mengatakan restorasi taman penting dilakukan untuk menjamin kenyamanan masyarakat dalam beraktivitas, baik untuk berolahraga, berekreasi, atau sekadar bersantai.
Ia juga mengatakan akan menggunakan “skema kerjasama bersama, termasuk CSR”. Ia berharap jika banyak pihak yang bersedia membantu, proyek restorasi taman akan lebih cepat dan luas.
Satpol PP DKI Jakarta sendiri menyebut pihaknya mengerahkan petugas setiap malam di Taman Daan Mogot setelah ditangkapnya beberapa pria diduga melakukan praktik prostitusi sesama jenis di taman tersebut.
“Kalau malam, kami menggunakan sekitar 10 orang.
Selain itu, Satpol PP Jakarta Barat juga mencatat teguran Perda 8 Tahun 2007 Pasal 42 pada beberapa titik yang dinilai rawan di wilayah tersebut. Peringatan ini berisi larangan dan larangan bagi pelacur prostitusi.
Dilaporkan Detikcom Pada Sabtu (15/11), petugas sebelumnya menangkap dua pria yang diduga melakukan praktik asusila di taman dalam operasi malam yang dilakukan petugas. Kedua pria tersebut langsung dibawa ke Panti Sosial Kedoya untuk menjalani pelatihan.
Satriadi mengatakan, patroli di sejumlah taman gelap dilakukan secara mobile dengan intensitas disesuaikan dengan tingkat kerentanan. Untuk lokasi rawan, kata dia, patroli dilakukan setiap jam, sedangkan lokasi lainnya dipantau setiap dua jam.
Kegiatan prostitusi sesama jenis dikabarkan semakin meluas di kawasan taman Jalan Daan Mogot, Cengkareng, Jakarta Barat. Aktivitas ini membuat resah warga sekitar.
Seorang pedagang kaki lima (PKL) di kawasan itu, Acong, mengatakan, aktivitas serupa di taman tersebut sudah berlangsung lama, namun tidak ada penertiban dari pihak berwenang.
“Ya [prostitusi sesama jenis pria]orang berhenti begitu saja. Sepeda motor berhenti di situ. [Aktivitas prostitusi dilakukan] di area gelap sana,” kata Acong seperti diberitakan Detikcom pada Jumat (14/11).
“Jam 10, jam 11 pagi, jam 12 malam (malam hari), itu dimulai setiap malam.
“Bukan, di sini bukan warga, jadi dia datang, orang naik sepeda motor, sepeda motor berhenti di situ, semua orang menunggu di dalamnya. [masuk ke area gelap]”Kata Acong.” Ya [mobil] Kadang berhenti, tapi kebanyakan sepeda motor. “
(Akhir)

