Jakarta, Pahami.id —
Setelah pembunuhan salah satu komandannya, Hizbullah Diperkirakan akan melakukan serangan lebih lanjut ke wilayah Israel dan tidak lagi hanya menargetkan fasilitas saja tentara.
Hizbullah, yang bermarkas di Lebanon, hampir setiap hari saling baku tembak dengan tentara Israel. Mereka telah menargetkan posisi militer di seberang perbatasan sejak sekutunya di Palestina, Hamas, menyerang Israel pada 7 Oktober dan memicu perang di Gaza.
Namun, serangan yang menewaskan salah satu tersangka komandan Hizbullah Israel di daerah pemukiman padat penduduk di Beirut mengubah perhitungan, menurut misi Iran untuk PBB.
“Kami memperkirakan Hizbullah akan memilih lebih banyak target dan… [menyerang] sebagai respons yang lebih dalam,” kata misi tersebut seperti dikutip oleh kantor berita resmi IRNA.
Kedua, Iran tidak akan membatasi responsnya terhadap sasaran militer.
Serangan pada Selasa (30/7) menewaskan Komandan Hizbullah Fuad Shukr. Selain itu, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, lima warga sipil, tiga wanita, dan dua anak juga tewas.
Israel mengatakan Shukr bertanggung jawab atas tembakan roket yang menewaskan 12 pemuda di Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi, dan telah mengarahkan serangan Hizbullah terhadap Israel sejak perang Gaza dimulai.
“Hizbullah dan rezim (Israel) telah mematuhi garis-garis tertentu”, termasuk membatasi serangan terhadap wilayah perbatasan dan sasaran militer, kata misi Iran.
Pernyataan Iran juga menyebut serangan di Beirut sudah keterlaluan.
Beberapa jam setelah pembunuhan Shukr, pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh terbunuh dalam “serangan” menjelang fajar di Teheran, kata Garda Revolusi Iran.
Meski orang-orang di seluruh dunia dituduh sebagai pelakunya, Israel menolak berkomentar mengenai serangan tersebut.
Pada hari Kamis, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mengatakan Israel dan “pihak-pihak yang berada di baliknya harus menunggu tanggapan yang tak terelakkan” terhadap pembunuhan Shukr dan Haniyeh. Iran dan Hamas juga menjanjikan pembalasan.
(AFP/arh)