Daftar isi
Jakarta, Pahami.id —
Jutaanorang Semenanjung Gaza Palestina masih perlu merayakan Idul Fitri Idul Adha di tengah invasi Israel yang semakin brutal dan belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir.
Hingga Jumat (14/6), invasi brutal Israel ke Jalur Gaza telah menewaskan 37.266 warga Palestina dan melukai lebih dari 80.000 lainnya. Kebanyakan korban yang terbunuh adalah anak-anak dan perempuan.
Saat ini Israel masih melancarkan serangan darat ke Rafah di tengah tekanan internasional. Tak hanya Rafah, Israel juga melancarkan berbagai serangan ke wilayah lain di Gaza setelah situasi tenang.
Menurut media lokal Palestina, WAFA, serangan udara militer Israel menargetkan sebuah rumah di bagian barat Gaza. Penyerangan tersebut mengakibatkan dua orang wanita dan seorang anak meninggal dunia pada Jumat (14/6).
Di hari yang sama, beberapa rudal Israel juga terus menghantam beberapa wilayah di Jalur Gaza, salah satunya Khan Yunis.
Kematian anak-anak karena kekurangan gizi
Selain menewaskan puluhan ribu orang, invasi brutal Israel juga menyebabkan puluhan anak di Gaza menderita kekurangan gizi.
Hal ini terjadi ketika Israel juga memblokir akses bantuan kemanusiaan dari negara lain, sehingga semakin sulit bagi masyarakat di Gaza untuk mendapatkan makanan di tengah invasi tersebut.
Menurut laporan badan kesehatan, sekitar 50 anak di Gaza Utara menderita kekurangan gizi dan kelaparan.
Seorang anak bernama Mustafa Hijazi bahkan meninggal karena kelaparan dan dehidrasi, pada Jumat (14/6).
Hijazi merupakan salah satu dari sekian banyak korban kekejaman Negara Zionis terhadap rakyat Palestina.
Tiga warga Palestina ditangkap di Tepi Barat
Selain melancarkan invasi di Jalur Gaza, Israel juga menyerang warga Palestina di Tepi Barat.
Tiga warga Palestina ditangkap Tentara Zionis di Tepi Barat pada Jumat (14/6) malam.
Meluncurkan Al JazeeraIsrael telah menahan setidaknya 9.185 warga Palestina sejak invasi brutalnya pada Oktober 2023.
Tidak ada kejelasan mengenai gencatan senjata tersebut
Hingga saat ini, dunia internasional terus mendesak Israel dan Hamas untuk segera menerapkan gencatan senjata permanen.
Usulan gencatan senjata yang disetujui Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) pada Selasa (11/6) belum menemukan kesepakatan yang jelas antara Israel dan Hamas.
Sejauh ini Hamas menyatakan kesiapannya menyetujui usulan gencatan senjata Dewan Keamanan PBB dengan sejumlah syarat.
Pejabat senior Hamas Osama Hamdan mengajukan beberapa tuntutan tambahan dalam proposal tersebut, salah satunya adalah jaminan bahwa kelompok oposisi dapat melanjutkan operasinya di berbagai wilayah.
Sementara itu, Israel belum mengomentari tanggapannya terhadap usulan sekutu dekatnya tersebut.
Hal ini menjadi kekhawatiran masyarakat Palestina yang masih menderita akibat serangan brutal tentara Israel.
(val/rds)
!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);
fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);