Jakarta, Pahami.id —
Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf percaya dengan makanan yang diberikan dalam program Makanan Bergizi Gratis (MBG) adalah makanan berkualitas.
Menurutnya, kualitas pangan tetap terjaga karena sistem penyelenggaraan program dapat dipercaya atau diandalkan.
“Saya rasa secara keseluruhan sistem organisasi program ini, menurut saya sangat tinggi dapat dipercaya untuk menjamin kualitas produk dan manfaat yang diterima,” kata pria yang akrab disapa Gus Yahya itu kepada wartawan di Kantor PBNU, Jakarta, Senin (20/1) seperti dikutip dari di antara.
Hal itu diungkapkannya menanggapi pertanyaan wartawan terkait kejadian keracunan yang dialami 40 siswa SD Dukuh 03, Sukoharjo pada Kamis (16/1). Peristiwa itu terjadi usai para pelajar menyantap makanan yang disediakan dalam program Makanan Bergizi Gratis.
Lebih lanjut Gus Yahya mengatakan, kejadian seperti ini memang bisa saja terjadi. Namun menurutnya, dengan memperkuat pengawasan dan pengendalian khususnya Badan Gizi Nasional, kejadian serupa dapat dicegah di kemudian hari.
“Kemarin misalnya ada kejadian, menurut saya kalau dibandingkan dengan apa yang dicapai, kecil sekali. Kejadian kemarin mungkin hanya melibatkan segelintir 40 siswa saja. Dibandingkan dengan prestasi BGN. [Badan Gizi Nasional] “Sekarang sampai hari ini informasi Kepala BGN sudah mencapai 800 ribu, kasus ini sangat kecil dan mudah diperbaiki,” ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana mengatakan Presiden Prabowo Subianto mengapresiasi tindakan cepat penanganan kejadian terkait makanan bergizi gratis (MBG) di sebuah sekolah dasar di Sukoharjo, Jawa Tengah.
Dalam rapat pembahasan percepatan dan evaluasi MBG di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (17/1), Presiden menyampaikan kepada para menteri dan pimpinan lembaga bahwa kejadian seperti itu bisa saja terjadi.
Oleh karena itu, BGN menegaskan agar setiap Unit Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) bekerja sesuai standar operasional prosedur (SOP) yang ditetapkan, termasuk menangani kejadian keracunan makanan yang diduga dialami anak SD di Sukoharjo pada pekan ini.
Di hadapan wartawan, Dadan kembali menegaskan bahwa kejadian di Sukoharjo hanyalah kesalahan teknis belaka dan tidak ada kesengajaan. Ia mengatakan, sesaat setelah anak tersebut menunjukkan gejala mual dan muntah, petugas SPPG setempat langsung menarik makanan yang dibagikan. Sebanyak 2.400 suku cadang ditarik kembali.
40 anak SDN Dukuh 03 Sukoharjo sebelumnya merasa mual dan muntah setelah mengonsumsi makanan bergizi, Kamis (16/1). Menu yang dianggap bermasalah saat itu adalah ayam goreng yang dianggap kurang matang. Tak lama setelah kejadian, menu yang dibagikan langsung ditarik, dan anak-anak mendapat menu baru berupa telur.
BGN gandeng PBNU untuk MBG bagi santri
Badan Gizi Nasional menggandeng Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dalam program makan bergizi gratis. Gus Yahya menyatakan, nota kesepahaman alias MoU antara BGN dan PBNU akan ditandatangani pada akhir Januari 2025.
“Hari ini akan disiapkan naskah MoU antara NU dan Badan Gizi Nasional. Mudah-mudahan nanti bisa kita tandatangani MoU tersebut saat Kongres Keluarga Maslahat, Insya Allah 31 Januari mendatang,” kata Yahya usai pertemuan dengan Kepala BGN Dadan. Hindayana di PBNU, Jakarta, Senin.
Gus Yahya menyatakan, NU nantinya akan membantu mengkoordinasikan pesantren dan sekolah di lingkungan NU agar penerima manfaat program ini lebih setara.
Ia menilai program MBG sangat membantu pesantren dan pesantren.
“Bukan hanya kemudahan makan yang didapat santri, tapi manfaat lain yang akan berdampak berantai dalam meningkatkan perekonomian pesantren dan ekosistemnya,” kata Yahya.
Di tempat yang sama, Kepala BGN Dadan Hindayana menyatakan NU merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan bangsa Indonesia.
Ia yakin keterlibatan NU di MBG akan turut menyukseskan program di bawah pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. ini.
Dadan menjelaskan, ada sekitar 5 juta santri di seluruh Indonesia yang menjadi sasaran penerima manfaat program MBG.
Dan saya kira keberadaan NU akan mempercepat proses penyiapan pangan bergizi seperti yang diharapkan Presiden, kata Dadan.
Dadan menjelaskan, khusus di lingkungan pesantren yang memberikan makan tiga kali sehari kepada santrinya, BGN akan menyumbangkan satu kali makan di sana.
Ia menyatakan, sepertiga kebutuhan kalori penerima manfaat akan ditanggung oleh BGN.
“Sementara sepertiga dari kalori yang dibutuhkan untuk menerima manfaat adalahmenangani oleh badan gizi,” katanya.
Kemudian Dadan juga menceritakan bahwa unit pengabdian akan dilaksanakan langsung di pesantren.
“Kalau dapurnya sudah ada, maka dapurnya akan ditingkatkan, disesuaikan dengan standar BGN, sehingga kualitas kebersihan dan keamanan pangannya sama dengan yang lain,” ujarnya.
(Antara/mnf/anak-anak)