Jakarta, Pahami.id –
Ketua Komite Khusus untuk Kuesioner DPRD PATIBandar Waluyo telah mengakui bahwa dia baru -baru ini dihentikan oleh pesta misterius.
Dia mengakui bahwa mobil misterius bertanya kepadanya. Selain itu, dua rumahnya di daerah Tayu dan Pucwangi, Pati, tidak terpisah dari pengawasan partai misterius.
Dia kemudian mengatakan kepada saya bahwa ada mobil putih akhir -akhir ini melalui rumahnya. Dia juga mengklaim terkejut bahwa mobil itu melintasi kedua rumahnya.
“Intimidasi tidak, tetapi rumah saya lucu. Mobil itu hampir empat kali di sebelah rumah saya, saya terkejut bahwa plat nomor yang saya periksa tidak cocok untuk mobil itu,” kata Bandang kepada wartawan di gedung Pati DPRD, Jawa Tengah, Selasa (8/19) Detik.
“Saya tidak punya pikiran buruk tetapi karena saya khawatir tentang ini,” tambah politisi PDIP.
Namun, dia tidak berencana untuk melaporkannya ke polisi.
“Kami tidak sampai di sana (polisi yang dilaporkan) saya percaya prosesnya dihormati bersama, saya percaya bahwa orang tersebut mungkin ingin minum kopi,” kata politisi PDIP.
“Kami tidak hanya memikirkan pemikiran yang buruk,” katanya.
Hari ini, diketahui bahwa komite khusus pada kuesioner Pati DPD melanjutkan proses investigasi yang terkait dengan Rencana Bupati Icpeachment Pati, Sudewo.
Komite Khusus dibentuk minggu lalu, karena tindakan utama orang -orang Pati, salah satunya dipicu oleh peningkatan pajak tanah dan bangunan (PBB) hingga 250 persen.
Dalam tindakan ini, penduduk menuntut agar Sudewo dikerahkan dari bupati untuk mengevaluasi kebijakannya untuk tidak menjadi pragakyat dan arogan.
Bandar menjelaskan bahwa agenda pertemuan hari ini meminta beberapa kepala desa dan pemimpin yang terkait dengan PBB -PBB meningkat 250 persen.
Pada hari Selasa, Komite Khusus tentang Kuesioner Pati DPRD Haktan meminta Camat untuk mencari tahu tentang surat edaran harus membayar PBB untuk menerima layanan administrasi.
“Pada diskusi pajak, kami mendapat masukan pada unsur -unsur masyarakat, karena dikeluarkan sehubungan dengan peraturan pajak, CAMAT telah menjadi surat edaran dengan publik jika ia tidak membayar pajak, itu tidak dikirimkan.
“Misalnya, beberapa orang sakit yang ingin merawat ECP mereka, warga tidak memiliki biaya fokus untuk mempertahankan rasa sakit, tidak dapat membayar pajak,” katanya.
Menanggapi pertanyaan Komite Khusus, Kepala Sub -District Wedarijaks, Eko Purwantoro, mengklaim bahwa surat edaran dibuat untuk memotivasi masyarakat untuk dibayar.
Dia mengklaim surat itu adalah pemberitahuan. Menurutnya, pemerintah distrik Wedarijaksa telah mengeluarkan surat pemberitahuan yang terkait dengan pembayar pajak setiap tahun sejak 2020.
“Surat pemberitahuan, yang telah kami lakukan sejak tahun 2020. Kami telah meniru di Pati City dan Margorejo, hasilnya penting untuk pendapatan pajak. Sebagai bentuk pendidikan untuk mematuhi pajak, ada keseimbangan antara hak dan kewajiban,” kata Eko.
Dia juga menekankan bahwa publik masih menerima layanan di Kantor Sub -District meskipun belum dibayar. Eco mengatakan surat edaran itu dibatalkan setelah virus.
“Layanan seperti biasa, tidak ada paksaan, tidak ada batasan, karena tahun ini ada surat pemberitahuan pada tahun 2020 pajak dibayar, pajak 2023, 2024 tidak ada pemberitahuan tampaknya tidak dibayar.
“Ini adalah semacam motivasi untuk membayar, jika tidak menunjukkan masalah, ini untuk mengingatkan Anda untuk terus membayar,” kata Eko.
Selain itu, Eko mengatakan kepatuhan publik terhadap pajak akan menghasilkan buah dari pemerintah distrik. Hadiah itu, katanya, adalah anggaran untuk sub -rent ketika rakyatnya diatur untuk membayar pajak.
“Diperkirakan ada hadiah. Dari 1 persen hingga 6 persen,” katanya.
Sebelumnya virus, nomor bundar t/88/000.8.3.4 ditandatangani oleh kepala distrik Wedarijaksa pada 15 Juli 2025.
Surat ini menyatakan bahwa mulai 21 Juli 2025 penduduk yang membutuhkan layanan administrasi di distrik Wedarijaksa diharuskan menunjukkan bukti pembayaran PBB pada tahun 2025.
Baca berita lengkapnya Di Sini.
(Kid/Ugo)