Berita Kerusuhan Inggris Meluas Buntut Tiga Bocah Tewas Ditikam

by


Jakarta, Pahami.id

Kerusuhan di Inggris menyebar ke beberapa kota setelah seorang remaja berusia 17 tahun dituduh melakukan penikaman massal yang menyebabkan tiga anak tewas.

Peristiwa itu terjadi di pesta dansa bersama Taylor Swift, di Southport, Merseyside.

Axel Rudakubana dituduh membunuh Bebe King (6), Elsie Dot Stancombe (7), Alice DaSilva Aguiar (9) dan melukai 10 orang lainnya.


Rumor palsu tentang latar belakang terduga pelaku beragama Islam, Rudakubana, tersebar luas di media sosial.

Narasi ini kemudian menyulut kemarahan dan meningkat menjadi kerusuhan anti-Muslim. Warga melakukan demonstrasi dan dieksploitasi oleh kelompok sayap kanan dan kemudian menyerang tempat ibadah Islam.

Segera setelah itu, kerusuhan terjadi di Southport. Orang-orang melemparkan batu bata ke masjid.

Kerusuhan kemudian mengguncang kota-kota lain seperti Liverpool dan London.

Di London, petugas menangkap 111 orang selama kerusuhan.

Di Liverpool, pengunjuk rasa melemparkan kursi, suar, dan batu bata ke arah petugas.

Kerusuhan juga terjadi di Manchester setelah pengunjuk rasa dan aparat keamanan bentrok.

Di kota Hull, pengunjuk rasa memecahkan kaca jendela sebuah hotel yang digunakan untuk menampung para migran. Polisi mengatakan tiga petugas terluka dan empat orang ditangkap.

Kerusuhan juga terjadi di Belfast, Irlandia Utara. Para pengunjuk rasa melemparkan kembang api di tengah bentrokan yang menegangkan antara kelompok anti-Islam dan demonstrasi anti-rasisme.

Kota di timur laut Inggris, Sunderland, pun tak luput dari kerusuhan. Massa membakar mobil, kantor polisi, menjarah toko-toko dan menyerang masjid.

“Ini bukan protes, ini kekerasan dan kekacauan yang tidak bisa dimaafkan,” kata Kepala Polisi Northumbria Mark Hall, Sabtu (3/8), dikutip AFP.

Kerusuhan tersebut menyebabkan umat Islam di Inggris sangat khawatir.

“Komunitas Muslim sangat cemas saat ini, sangat tertekan dengan apa yang mereka lihat,” kata Sekretaris Jenderal Dewan Muslim Inggris (MCB), Zara Mohammed.

Menanggapi kerusuhan tersebut, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer berjanji siapa pun yang melakukan tindakan kekerasan akan menghadapi hukum.

Ia juga menuduh “geng” membajak kesedihan bangsa untuk menyebarkan kebencian.

(isa/wis)