Berita Kenapa Lantai Masjidil Haram Tetap Dingin Meski Matahari Terik?

by


Jakarta, Pahami.id

Cuacanya sangat panas Mekah jangan membuat lantai keramik di daerah Mataf (tempat Tawaf) Masjid Agung menjadi panas Apa rahasianya?

Cuaca di Arab Saudi saat ibadah haji 2024 hingga hari ini, Rabu (26/6), sangat panas. Suhunya bisa mencapai 50 derajat Celcius. Tadi malam cuaca di Mekkah sekitar 44 derajat Celcius.


Meski demikian, terik matahari tidak membuat lantai area Tawaf di bagian bawah Masjid Haram menjadi panas.

Lantainya justru terasa sejuk, meski panas mulai pukul 12.00 hingga 14.00 waktu Saudi.

Alhasil, jamaah yang melakukan Tawaf mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali tanpa harus melepas alas kaki, tidak merasakan panas pada kaki.

Berbeda halnya jika jamaah berada di luar kawasan Masjidil Haram. Lantainya terasa panas dan sengatan sinar matahari pun terasa semakin panas.

Banyak jamaah yang terkejut dan bertanya: “Mengapa lantai keramik di area Mataf Masjidil Haram tetap dingin meski terik matahari menutupi langit Kota Makkah?”

Bahkan ada yang meyakini ada AC di bawah lantai sehingga membuat kawasan Mataf tetap sejuk. Namun informasi tersebut tidak benar.

Dikutip dari Saudi Gazette, Kepala Umum Urusan Dua Masjid Suci menyatakan, alasan lantai Masjidil Haram tetap dingin karena menggunakan marmer Thassos.

Penggunaan marmer Thassos di Masjidil Haram dimulai pada tahun 1398 Hijriah, yaitu pada masa pemerintahan Raja Khalid. Marmer Thassos Yunani dikenal karena kemampuannya memantulkan cahaya dan panas, yang tidak dimiliki oleh jenis granit dan marmer lainnya.

Marmer Thassos adalah marmer paling putih dan paling langka di dunia dan butirannya kecil. Marmer ini berasal dari pulau Thassos, Yunani, yang terletak di Laut Aegea. Marmer Thassos di Masjidil Haram mencapai lima sentimeter.

(hari hari)