Jakarta, Pahami.id –
Belum lama ini Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membuat pernyataan provokatif tentang dia dalam melaksanakan misinya untuk memperluas wilayahnya dengan visi “Israel“.
Rencana Netanyahu tentang perluasan publik Israel termasuk pendudukan Palestina dan bagian -bagian Yordania, Lebanon, Suriah, dan Mesir.
Tiba -tiba pernyataan itu segera menerima kritik dan penolakan dari berbagai pihak, terutama negara -negara Arab. Indonesia juga mengutuk gagasan Netanyahu yang kontroversial.
“Indonesia telah menolak dan mengkritik visi Perdana Menteri Israel tentang” Raya Israel “melalui aneksasi penuh wilayah Palestina dan negara -negara lain di wilayah tersebut,” pernyataan Indonesia (Kementerian Luar Negeri) mengatakan dalam tweetnya di akun X resmi pada Kamis (8/14).
Arab Saudi dan Qatar mengutuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengulangi visi “Israel yang lebih besar” atau “Israel”.
Riyadh menolak perluasan pemukiman dan perluasan regional yang direncanakan oleh otoritas Israel.
Dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh kantor berita resmi SPA pada hari Kamis (8/14), Kementerian Luar Negeri Saudi menegaskan kembali hak -hak historis dan hukum Palestina untuk mendirikan negara yang bebas dan berdaulat di tanah mereka sendiri, sejalan dengan hukum internasional.
Riyadh juga memperingatkan komunitas internasional bahwa “pelanggaran cerah” Israel yang merusak legitimasi internasional, melanggar kedaulatan nasional, dan mengancam perdamaian dan perdamaian, baik regional maupun global.
Dikutip Al JazeeraSelain Saudi, Qatar juga mengatakan hal yang sama. Kementerian Luar Negeri Qatar mengutuk pernyataan Netanyahu tentang apa yang disebut “visi Israel”.
Menurut Qatar, ini adalah kelanjutan dari sikap “sombong” Israel yang memicu krisis, melanggar kedaulatan nasional, dan melanggar hukum internasional.
(WIW)