Jakarta, Pahami.id –
Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia telah membantah berita itu Rusia Meminta akses ke pangkalan Angkatan Udara Indonesia di Papua.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Rolliansyah ‘Roy’ Soemirat mengatakan kementerian luar negeri Indonesia belum pernah mendengar permintaan seperti itu dari Rusia.
“Kami belum pernah mendengar permintaan Rusia untuk menempatkan pesawat mereka di wilayah udara Indonesia di Papua,” kata Roy dalam sebuah pernyataan tertulis pada hari Selasa (15/4).
Roy juga diarahkan untuk meminta informasi lebih lanjut dari agen yang relevan.
“Silakan hubungi Kementerian/Badan yang relevan,” kata Roy.
Situs militer AS Janes pada hari Selasa (15/4) mengeluarkan laporan berjudul “Indonesia Pertimbangkan Pilihan Setelah Rusia mencoba mengakses pangkalan AU”.
Dalam laporannya, Janes mengatakan bahwa RI menerima permintaan formal dari Moskow tentang kebenaran untuk menempatkan Angkatan Udara Rusia (VKS) di sebuah fasilitas di Indonesia timur.
Sumber -sumber terpisah dari pemerintah Indonesia telah mengkonfirmasi kepada Janes bahwa permintaan tersebut diterima oleh Kantor Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin setelah bertemu dengan Sekretaris Dewan Keamanan Federal Rusia Sergei Shoigu pada Februari 2025.
Dalam sebuah dokumen yang diterima oleh Janes atas permintaan itu, Rusia mencoba menempatkan beberapa pesawat panjang di pangkalan Angkatan Udara, yang berbagi landasan pacu dengan Bandara Frans Kaisipo.
Pangkalan udara yang terletak di BIAK NUMFOR REGENCY, PAPUA, adalah rumah bagi Skuadron Penerbangan Angkatan Udara Indonesia 27 yang mengoperasikan pesawat pengintai CN235.
Laporan tentang permintaan Rusia ini telah mencapai telinga Australia.
Menteri Pertahanan Australia Richard Marles mengatakan pemerintah telah “berkomunikasi” dengan Indonesia tentang laporan itu.
Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong juga mengatakan dia sedang mencari informasi lebih lanjut dari Indonesia.
“Kami, dari pemerintah, mencoba mengkonfirmasi laporan itu dan mencari tahu apakah laporan itu akurat dan bukan apa status permintaan Rusia,” Wong, dikutip oleh ABC Australia.
(BLQ/BAC)