Jakarta, Pahami.id —
Kementerian Luar Negeri (Kementerian Luar Negeri Indonesia) berbicara tentang status Indonesia setelah menyatakan minatnya untuk berpartisipasi dalam forum ekonomi tersebut BRIK.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Roy Soemirat mengatakan BRICS memiliki beberapa kategori bagi negara-negara yang ingin bergabung dengan BRICS.
“Dan pemahaman kami didasarkan pada pedoman [pedoman] “Yang terjadi di kalangan anggota BRICS, ada beberapa kategori atau proses keanggotaan yang menuju pada keanggotaan,” kata Roy dalam konferensi pers di Gedung Palapa Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Kamis (31/10).
Kategori ini mencakup negara-negara yang berkepentingan (negara yang berkepentingan), ahli perspektif (rekomendasi anggota), anggota tamu (jalur undangan), dan keanggotaan (keanggotaan penuh).
Indonesia, kata Roy saat disinggung soal ini negara-negara yang berkepentingan.
“Jadi yang kita tahu saat ini Indonesia sudah jadi [kategori] yang pertama,” katanya.
Indonesia, lanjut Roy, juga telah mengirimkan surat resmi kepada Rusia selaku tuan rumah KTT BRICS mengenai minat negara tersebut untuk berpartisipasi.
Lebih lanjut Roy mengatakan negara mana pun yang berminat menjadi anggota BRICS dan mendaftar pada forum ini akan dibicarakan oleh seluruh anggota tetap.
Roy menegaskan, tujuan utama Indonesia adalah menjadi anggota tetap BRICS.
Dalam kesempatan tersebut, Roy juga menyinggung pemberitaan atau pemberitaan yang menyebut Indonesia sebagai mitra BRICS.
Penyebutan status mitra ia serahkan kepada pihak yang menyampaikan narasi.
“Sumber tersebut mengatakan ada beberapa negara pada KTT kemarin yang diumumkan sebagai negara mitra, selebihnya kita serahkan kepada negara-negara anggota BRICS sendiri, yang pasti sudah kita miliki. pedoman untuk apa kita hidup,” kata Roy.
Sebelumnya beredar informasi bahwa Indonesia merupakan salah satu dari 13 negara mitra BRICS.
Informasi tersebut dirilis oleh akun yang sering memberitakan kegiatan BRICS, @bricsinfo.
“BRICS secara resmi menambahkan 13 negara baru ke dalam aliansi sebagai negara mitra (bukan anggota penuh),” demikian keterangan mereka pada X, Kamis (24/10).
Negara-negara tersebut adalah Aljazair, Belarusia, Bolivia, Indonesia, Kuba, Kazakhstan, Malaysia, Nigeria, Thailand, Turki, Uganda, Uzbekistan, dan Vietnam.
Dalam keterangan resmi Kementerian Luar Negeri, Menteri Luar Negeri RI Sugiono menyampaikan bahwa Indonesia ingin bergabung dengan BRICS.
“Indonesia secara resmi menyatakan niatnya untuk bergabung dengan BRICS pada acara BRICS Plus Summit di Kazan,” kata Sugiono dalam keterangan resmi.
Ia lantas mengatakan, keinginan tersebut sesuai dengan kebijakan luar negeri Indonesia yang independen.
BRICS adalah forum ekonomi yang dipimpin oleh Brazil, Rusia, Indonesia, China, Afrika Selatan. Saat ini anggota forum ini mencapai 10 negara.
(isa/rds)