Berita Keluarga Sandera Hamas Ngamuk di Parlemen Israel Desak Netanyahu

by


Jakarta, Pahami.id

Keluarga residen Israel yang masih menjadi sandera Hamas di dalam Semenanjung Gaza mengamuk pada pertemuan parlemen Israel, menuntut pemerintah bertindak cepat untuk membebaskan para tahanan.

Laporan dari Penjagasekitar 20 kerabat para sandera menyerbu ruang rapat parlemen di Yerusalem pada Senin (22/1) sambil meneriakkan agar para sandera segera dibebaskan.

“Bebaskan mereka sekarang, sekarang, sekarang!” mereka berteriak.


Seorang wanita, yang tiga anggota keluarganya disandera Hamas, terlihat menangis dan mengatakan dia hanya membutuhkan satu orang untuk dikembalikan.

“Hanya satu orang yang saya minta pulang, hanya satu dari tiga,” kata perempuan itu.

Beberapa orang lainnya juga terlihat memegang tanda bertuliskan, “Anda tidak akan duduk di sini sementara mereka mati di sana.”

Serangan ini terjadi setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Minggu (21/1) menolak syarat perundingan yang diajukan Hamas untuk mengakhiri perang dan membebaskan para sandera.

Hamas menyatakan jika para sandera dibebaskan, Israel harus meninggalkan Jalur Gaza sepenuhnya. Israel juga harus mengakui Hamas sebagai pemerintah di wilayah tersebut.

Netanyahu pun menolak syarat tersebut. Netanyahu menilai, memenuhi syarat tersebut sama saja dengan mengabaikan upaya Israel melakukan operasi militer selama bertahun-tahun.

Seorang pejabat Hamas di Qatar juga mengatakan penolakan Netanyahu berarti “tidak ada peluang untuk mengembalikan para sandera.”

Sejak invasi dilancarkan menyusul invasi Hamas ke sejumlah wilayah Israel pada 7 Oktober, sekitar 240 orang telah disandera Hamas di Jalur Gaza.

Dalam gencatan senjata yang berlangsung seminggu hingga akhir November, sekitar 110 warga Israel dan warga negara lainnya dibebaskan. Artinya, saat ini ada sekitar 130 orang yang ditawan oleh Hamas.

Keluarga 130 sandera juga khawatir pemerintah akan memprioritaskan para tawanan karena bercita-cita menghancurkan Hamas.

Selama beberapa hari terakhir, mereka menggelar berbagai demonstrasi di kediaman pribadi Netanyahu.

Kekhawatiran ini juga meningkat setelah Pasukan Pertahanan Israel mengatakan pekan lalu bahwa tiga sandera, yang mayatnya ditemukan di Jabaliya pada bulan Desember, mungkin tewas akibat serangan udara di terowongan Hamas.

Invasi Israel ke Gaza telah menewaskan lebih dari 25 ribu orang, yang mayoritas adalah anak-anak dan perempuan.

Warga sipil Gaza terus menderita krisis kemanusiaan yang parah karena mereka tidak mempunyai makanan, air bersih atau akses terhadap layanan kesehatan.

(blq/dna)


!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);

fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);