Berita KBRI Lima Pulangkan Jenazah Zetro ke RI Beberapa Hari ke Depan

by
Berita KBRI Lima Pulangkan Jenazah Zetro ke RI Beberapa Hari ke Depan


Jakarta, Pahami.id

Kedutaan Besar Republik Indonesia (Kedutaan Besar Indonesia) Lima, Peru, akan mengirim mayat rumah Zetro Leonardo kuno ke Indonesia Dalam beberapa hari ke depan.

Ini disajikan oleh Direktur Perlindungan Warga Indonesia (WNI) dari Kementerian Luar Negeri Indonesia (Kementerian Luar Negeri) Judha Nugraha.


“Menurut rencana itu dalam beberapa hari mendatang, diharapkan akan dikembalikan ke Indonesia,” kata Judha dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu (6/9).

Judha mengatakan bahwa Kedutaan Besar Indonesia dalam lima masih berkoordinasi dengan otoritas lokal untuk pengiriman badan yang meninggal setelah proses otopsi sebelumnya.

“Kedutaan besar Indonesia dalam lima orang masih berkoordinasi dengan otoritas setempat untuk kembalinya tubuh Mas Zetro, mengikuti proses otopsi,” kata Judha.

Zetro meninggal setelah ditembak beberapa kali oleh orang asing selama bersepeda di depan apartemennya di Lince City pada 1 September.

Polisi nasional Peru mengatakan Zetro ditembak oleh seorang pembunuh bayaran.

Menteri Urusan Peru Carlos Malaver juga menyatakan bahwa insiden itu adalah upaya untuk membunuh seorang pembunuh bayaran. Dia mengatakan bahwa tidak ada barang zetro yang dicuri karena pelaku menunggunya membuka kepalanya langsung ke kepalanya.

Sampai saat ini, penembak Zetro masih menjadi pengungsi.

Zetro adalah kanselir muda di Kedutaan Besar Indonesia dalam lima porsi di Peru lima bulan lalu. Kementerian Luar Negeri Indonesia telah mengirim catatan diplomatik ke Kementerian Luar Negeri sehingga kasus tersebut diselidiki dengan cermat.

Sementara itu, Presiden Peru Dina Boluarte, ia meminta maaf kepada Presiden Indonesia Prabowo Subianto setelah insiden itu.

Kasus pembunuhan di Peru dilaporkan meningkat. Sejak Januari 2025, ada lebih dari 450 pembunuhan yang dicatat di negara ini.

Jumlah pembunuh oleh pembunuh juga telah melonjak secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir, menurut laporan New York Times.

(FRA/BLQ/FRA)