Jakarta, Pahami.id —
alias Puteri Abdurrahman Wahid Gus DurAlissa Wahid menyinggung konflik internal yang mendera Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Nanti.
Hal itu diungkapkannya dalam pidatonya di acara peringatan 16 tahun mendiang ayahnya di Ciganjur, Jakarta Selatan, Sabtu (20/12) sore.
Semoga para pemimpin NU kembali bangkit dengan warisan mulia yang dibawanya, kata Alissa.
Alissa juga menyinggung soal pemberian izin pertambangan dari pemerintah kepada ormas yang disebut-sebut menjadi titik konflik internal di PBNU.
“Dan saat ini kita melihat konsesi pertambangan menjadi titik konflik utama para pimpinan NU, bahkan Gus Dur menegaskan agar para pemimpin NU tidak memikirkan keadaannya sendiri tetapi selalu memikirkan keadaan bangsa,” ujarnya.
Kata dia, ajaran Gus Dur selalu mengingatkan bahwa NU harus mengambil posisi sebagai penjaga pendulum perimbangan kekuasaan.
Alissa menuturkan, Gus Dur selalu mengajarkan kepada masyarakat Nahdliyin untuk selalu memberikan segalanya untuk kepentingan negara.
“Bahkan ketika Gus Dur menjadi presiden, belum ada kebijakan yang memberikan keistimewaan kepada NU. Bukannya mengiming-imingi dengan memberikan konsesi pertambangan, Gus Dur justru mengingatkan warga NU bahwa NU harus terus mengkritisi penguasa,” ujarnya.
Pernyataan Alissa dilontarkan usai PBNU belakangan dilanda konflik internal. Semua bermula setelah Presiden PBNU KH Miftachul Akhyar merekomendasikan agar Gus Yahya mundur dari jabatan ketua umum.
Keputusan tersebut merupakan hasil rapat harian PBNU Suriah di Hotel Aston, Jakarta, pada 20 November. Dalam rapat tersebut, total hadir 37 pengurus harian PBNU Suriah dari 53 pengurus harian PBNU Suriah.
Terbaru, Syuriyah PBNU menggelar rapat paripurna di Hotel Sultan Jakarta pada Selasa (12/9) malam. Rapat dipimpin Rais Syuriyah PBNU Muhammad Nuh atas amanah Rais Aam KH Miftachul Akhyar.
Pleno memutuskan Zulfa Mustofa sebagai Pj Pemimpin Umum PBNU untuk sisa masa jabatan hingga Kongres 2026.
Pengangkatan Pj Ketum PBNU sisa masa jabatan adalah Bapak KH Zulfa Mustofa, kata Presiden Syuriah Muhammad Nuh dalam jumpa pers usai rapat paripurna di Hotel Sultan.
Pleno tersebut juga dihadiri sejumlah kiai seperti Wakil Presiden Aam KH Afifuddin Muhajir dan KH Anwar Iskandar, Nasaruddin Umar, Khofifah Indar Parawansa, dan Gus Ipul.
Namun hingga saat ini Gus Yahya mengaku masih menjabat sebagai Ketua PBNU. Ia menolak keputusan rapat paripurna Suriah yang menetapkan Zulfa Mustofa sebagai Plt Ketua PBNU.
(mnf/rds)

