Berita Kamala Harris Kembali Tantang Debat Donald Trump

by


Jakarta, Pahami.id

Kandidat Presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat, Kamala Harristantangan Donald Trump perdebatan lagi menjelang pemilu. Harris mengaku mendapat undangan dari CNN untuk menjadi pembawa acara pada 23 Oktober.

Wakil Presiden Harris siap mendapat kesempatan lain untuk berbagi panggung dengan Donald Trump, kata manajer kampanyenya, Jen O’Malley Dillon, dalam keterangannya, Sabtu (21/9), mengutip AFP.

“Warga Amerika berhak mendapatkan kesempatan lagi untuk melihat Wakil Presiden Kamala Harris dan Donald Trump berdebat sebelum mereka memilih,” lanjutnya.


Trump dari Partai Republik sejauh ini telah berpartisipasi dalam dua debat. Yang pertama melawan Presiden Joe Biden dan yang kedua melawan Harris.


Trump sebelumnya menolak gagasan untuk kembali menghadapi Harris. Tim kampanye Trump tidak segera menanggapi permintaan komentar mengenai tantangan Harris.

Usai perdebatan, para pengamat menyebut Harris lebih unggul dari Trump. Penampilan wapres AS ini disebut-sebut lebih dewasa dibandingkan penampilan Trump yang “kabur”.

“Di bawah sorotan, masyarakat Amerika dapat melihat pilihan yang akan mereka hadapi di kotak suara: maju bersama Kamala Harris atau mundur bersama Trump,” kata ketua kampanye Harris Jen O’Malley Dillon.

Kubu Harris segera menantang Trump untuk melakukan debat lanjutan, dengan tujuan membangun momentum. Namun, Trump dengan cepat menampik kemungkinan perdebatan lebih lanjut.

Jajak pendapat menunjukkan bahwa para pemilih AS menganggap Harris memiliki keunggulan dalam perdebatan tersebut.

Pada Kamis (12/9), jajak pendapat Reuters dan firma riset Ipsos mengungkapkan, 53 persen pemilih menganggap Harris mendominasi perdebatan. Hanya 24 persen pemilih yang mendukung Trump setelah debat terakhir.

Sebuah jajak pendapat yang dirilis CNN setelah debat juga menunjukkan mayoritas pemilih menganggap Harris lebih unggul dari Trump, dan jajak pendapat YouGov menunjukkan 54 persen responden berpendapat Harris lebih unggul.

Namun hasil jajak pendapat ini belum menentukan hasil pemilu 5 November mendatang. Jajak pendapat juga menunjukkan persaingan antara Harris dan Trump berlangsung ketat.

Selain itu, 54 persen responden merasa satu kali debat saja sudah cukup. Sementara 46 persen responden menyatakan menginginkan debat kedua.

(AFP/dmi)