Presiden AS Joe Biden optimis akan lahir kesepakatan Hamas untuk membebaskan sandera yang ditahan di Jalur Gaza, Palestina.
“Saya sudah berbicara dengan orang-orang yang terlibat setiap hari. Saya yakin itu akan terjadi tetapi saya tidak mau menjelaskan secara detail,” kata Biden kepada wartawan di Gedung Putih, Selasa (14/11), dikutip dari AFP.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Ketika ditanya apakah dia mempunyai pesan untuk keluarga mereka yang ditahan oleh kelompok militan Palestina, Biden menjawab: “Bertahanlah. Kami akan datang.”
Senada dengan itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan ia terus berupaya untuk membebaskan para sandera. Namun, dia enggan membahas detail perundingan tersebut.
“Kalau dan ketika ada yang konkrit untuk dilaporkan, akan kami lakukan,” ujarnya.
Sebelumnya, sayap bersenjata Hamas menyatakan siap melepaskan sekitar 70 sandera jika Israel bersedia menerapkan gencatan senjata lima hari di Jalur Gaza, Palestina.
Tawaran tersebut disampaikan Brigade Al Qassam kepada mediator Qatar pada Senin (13/11). Hamas menuduh Israel “menunda dan menghindari” kesepakatan tersebut.
Israel terus menolak gencatan senjata komprehensif di Jalur Gaza. Menurut pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, gencatan senjata di Gaza sama saja dengan menyerahnya Israel kepada Hamas.
Selain itu, Netanyahu menuding gencatan senjata hanya memberi waktu bagi Hamas untuk bersiap melancarkan serangan lagi seperti 7 Oktober lalu terhadap Israel.
Netanyahu mengatakan pertempuran melawan Hamas, kelompok militan Palestina yang menguasai Jalur Gaza, adalah perang sampai akhir.
Hingga Senin (13/11), jumlah korban tewas akibat agresi Israel terhadap Gaza sejak 7 Oktober mencapai 11.240 orang. Sebanyak 4.630 korban adalah anak-anak dan 3.130 lainnya adalah perempuan.
Jumlah kematian akibat invasi Israel ke Gaza hanya dalam waktu sebulan melebihi jumlah kematian akibat invasi Rusia ke Ukraina sejak Februari 2022
(AFP/CNN/fra)
[Gambas:Video CNN]