Berita Israel Mulai Gempur Tepi Barat Palestina, Terbesar Sejak Intifada II

by


Jakarta, Pahami.id

Israel melancarkan operasi militer besar-besaran sejak Intifada Kedua pada tahun 2002 di Tepi Barat Palestina pada Rabu (28/8) dini hari.

Al Jazeera melaporkan bahwa tentara Israel terus melakukan penggerebekan di tiga wilayah Tepi Barat, seperti Jenin, Tulkarem, dan Lembah Jordan, secara bersamaan sejak Kamis tengah malam. Media Israel sebelumnya melaporkan tentara telah melancarkan “operasi besar di Tepi Barat.”


Ratusan tentara dengan kehadiran udara yang signifikan menyerbu tiga kamp pengungsi di Tepi Barat: Jenin, Nur Shamas, dan Far’a

Al Jazeera juga melaporkan baku tembak antara pasukan Israel dan milisi Palestina di beberapa wilayah Tepi Barat.

Di Kota Jenin, beberapa kali terdengar suara tembakan dan ledakan keras. Dalam klip video yang beredar, milisi Palestina mengatakan mereka memerangi Israel dengan “peluru dan alat peledak.”

Sejauh ini, setidaknya sembilan warga Palestina di Tepi Barat terkena dampak operasi militer besar-besaran Israel yang melibatkan ratusan tentara di Jenin dan Tulkarem.

Sejak invasi Israel ke Jalur Gaza, Tepi Barat tidak luput dari serangan. Namun skala serangannya tidak sebesar area kantong.

Penyumbang Al Jazeera laporan dalam beberapa minggu terakhir bahwa Israel telah meningkatkan operasi di Tepi Barat.

“Dalam beberapa pekan terakhir, kami melihat peningkatan penggunaan serangan udara terhadap milisi Palestina,” kata laporan itu Al Jazeera.

Operasi baru Israel di Tepi Barat ini merupakan yang terbesar sejak intifada kedua pada tahun 2002. Intifada merupakan gerakan Palestina melawan Israel untuk merebut tanah mereka.

Saat itu, tentara Israel melancarkan operasi militer besar-besaran termasuk penggerebekan di banyak kota di sekitar Tepi Barat.

Serangan Israel yang semakin meluas di Tepi Barat terjadi seiring berlanjutnya pembantaian akibat invasi brutalnya di Jalur Gaza sejak 7 Oktober.

Hingga saat ini, 40.476 warga Palestina tewas dan hampir 100 ribu lainnya terluka akibat agresi brutal Israel sejak 7 Oktober 2023.

(isa/rds)