Jakarta, Pahami.id –
Israel dilaporkan mengembalikan jenazah hampir 120 warga Palestina yang ditangkap pada awal invasi militer Zionis ke Jalur Gaza pada Oktober 2023.
Namun jenazah yang dikembalikan menunjukkan tanda-tanda penyiksaan dan eksekusi. Situasi ini tergambar ketika warga Palestina yang mencari kerabatnya diminta mengidentifikasi mereka melalui foto yang ditampilkan.
Tim medis mengatakan setidaknya 30 jenazah menunjukkan tanda-tanda penyiksaan atau eksekusi. Beberapa gambar menunjukkan tangan dan kakinya diikat dengan mata tertutup.
“Ada tanda-tanda penyiksaan, eksekusi, dan borgol. Ada banyak kengerian dalam contoh-contoh ini. Al Jazeera, Jumat (17/10).
Ketika tim medis menunjukkan beberapa gambar, beberapa keluarga dapat mengenalinya. Salah satunya adalah Akram Khalid al Manansra.
Dia datang untuk mengidentifikasi putranya yang ditangkap oleh pasukan Israel pada 7 Oktober.
“Saya lihat di layar, bentuk wajahnya tidak jelas karena penyiksaan karena orang tersebut dianggap hanya musuh, kami mengenalinya dari tahi lalat di hidung dan giginya,” kata Al Manansra.
Namun, masih banyak warga Palestina yang masih kesulitan menemukan kerabatnya.
Pemulangan jenazah warga Palestina dari Israel terjadi saat gencatan senjata tahap pertama dilaksanakan. Perjanjian ini mencakup pertukaran tahanan dan sandera, penghentian serangan, penarikan sebagian pasukan Israel dari Gaza jika kondisi memungkinkan.
Namun, sesaat setelah perjanjian tersebut dilaksanakan, Israel melanggar perjanjian tersebut. Mereka terus menyerang Gaza, membunuh warga sipil.
Israel melancarkan invasi ke Palestina pada Oktober 2023. Sejak itu, mereka secara brutal menyerang warga sipil dan objek sipil di Gaza.
Akibat invasi Israel, lebih dari 67.000 warga Palestina terbunuh, 170.000 orang terluka, ratusan ribu rumah dan fasilitas umum hancur, dan jutaan orang terpaksa menjadi pengungsi.
(ISA/RDS)