Radio Angkatan Darat Israel melaporkan bahwa pemerintah sedang menunggu tanggapan Hamas mengenai perpanjangan perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza Palestina.
Mulai hari ini, Selasa (28/11) pagi waktu Gaza, gencatan senjata Israel-Hamas yang telah berlangsung selama empat hari akan berakhir.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sebelumnya menyatakan akan memberikan satu hari tambahan jika Hamas membebaskan 10 sandera tambahan.
Sejauh ini, belum ada tanggapan dari Hamas atau rincian perjanjian jika diperpanjang.
Dikutip Al JazeeraHamas sebelumnya menyatakan ingin memperpanjang gencatan senjata dengan Israel di Jalur Gaza yang akan berakhir Senin ini.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Minggu sore, Hamas mengatakan pihaknya ingin “memperpanjang gencatan senjata setelah periode empat hari berakhir, melalui upaya serius untuk meningkatkan jumlah orang yang dibebaskan dari penjara sebagaimana diatur dalam perjanjian gencatan senjata kemanusiaan.”
Foto: Dok. Pahami.id |
Keinginan untuk memperpanjang gencatan senjata disambut baik oleh komunitas internasional. Qatar, sebagai mediator perjanjian gencatan senjata, juga mengutarakan kemungkinan tersebut.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden juga menyatakan dukungan serupa. Biden mengatakan pihaknya berupaya membantu mewujudkan perpanjangan gencatan senjata antara kedua belah pihak.
Kabinet perang Israel juga dikatakan telah memberi isyarat dukungan terhadap rencana perpanjangan gencatan senjata sementara.
Sumber mengatakan CNN bahwa perjanjian gencatan senjata tidak berubah, dimana perpanjangan gencatan senjata dapat dilaksanakan jika Hamas melepaskan lebih banyak sandera.
Sumber tersebut mengatakan syarat untuk memperpanjang gencatan senjata adalah Hamas harus membebaskan 10 sandera tambahan untuk setiap hari tambahan gencatan senjata.
Sejak Jumat ketika gencatan senjata dimulai, Israel menyetujui kesepakatan untuk menghentikan sebagian besar serangannya di Jalur Gaza. Namun beberapa serangan masih terjadi, misalnya di Tepi Barat, Palestina.
Otoritas kesehatan Palestina mengatakan sekitar 14.800 orang telah terbunuh sejak invasi 7 Oktober. Sekitar 40 persen korbannya adalah anak-anak.
(blq/rds)
!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);
fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);