Jakarta, Pahami.id –
Setidaknya 15 orang, termasuk sepuluh anak dan dua wanita, terbunuh dalam serangan udara Israel di dekat klinik kesehatan di Gaza. Insiden tragis itu dilaporkan oleh Organisasi Bantuan Proyek Hope.
Menurut Project Hope, serangan Israel terjadi pada hari Kamis (10/7) waktu setempat di dekat persimpangan Alayara di Deir Al Balah, sementara pasien menunggu klinik dibuka.
Presiden Proyek Hope menyebut insiden itu “pelanggaran hukum kemanusiaan internasional, dan pengingat nyata bahwa tidak ada seorang pun dan tidak ada tempat yang aman di Gaza.”
“Tidak ada anak yang menunggu makanan dan kedokteran -risiko berisiko,” kata manajer proyek kelompok, Dr. Mathqal Abutaha, seperti yang dilaporkan Berita SkyKamis (10/7).
“Itu adalah visi yang mengerikan. Orang mencari kesehatan dan dukungan, sebaliknya mereka menghadapi kematian,” katanya.
Operasi klinis, yang menyediakan berbagai layanan kesehatan dan kebencian, telah ditangguhkan. Beberapa anak dilaporkan menunggu untuk menerima suplemen gizi, yang penting mengingat kurangnya makanan yang diizinkan untuk memasuki wilayah Gaza karena pembatasan Israel.
Tanggapan dan situasi militer Israel di Gaza
Pasukan Israel mengatakan dia sedang menyelidiki insiden itu dan berpendapat bahwa mereka menargetkan seorang militan yang terlibat dalam serangan teroris pada 7 Oktober 2023.
“IDF [Pasukan Pertahanan Israel] Penyesalan setiap kerugian untuk individu yang tidak terlibat dan beroperasi untuk meminimalkan kerugian sebanyak mungkin, “kata pernyataan IDF.
Kematian ini terjadi di tengah ketidakpastian perjanjian gencatan senjata 60 hari. Presiden AS Donald Trump mengatakan dengan cermat (gencatan senjata) dapat berlangsung “minggu ini, atau minggu depan.”
Di sisi lain Gaza, Rumah Sakit Nasser melaporkan 21 kematian lagi dari serangan udara Israel di Khan Younis dan di pantai Muwasi yang berdekatan. Mereka memanggil tiga anak dan ibu mereka, termasuk korban tewas.
Israel mengatakan pasukannya telah menghancurkan lebih dari 130 lokasi infrastruktur Hamas di Khan Younis sejak pekan lalu, termasuk peluncuran rudal, fasilitas penyimpanan senjata, dan terowongan sepanjang 500 meter.
Pada hari Rabu (9/7), seorang prajurit Zionis ditembak mati ketika militan meninggalkan terowongan dan mencoba menculiknya, menurut tuntutan militer Israel. Delapan belas tentara Israel telah terbunuh dalam tiga minggu terakhir, salah satu periode paling mengerikan bagi pasukan Israel dalam beberapa bulan terakhir.
Negosiasi sekitar 60 hari proposal gencatan senjata masih berlangsung. Presiden Trump dilaporkan telah memberikan tekanan “berat” pada para pemimpin Israel, yang mengunjungi AS minggu ini.
(WIW)