Berita Israel Beri Syarat Gencatan sampai Selandia Baru soal Pilot Susi Air

Jakarta, Pahami.id —

Perpanjangan gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza Palestina masih menarik perhatian berita global.

Respons terkini Selandia Baru terhadap penyanderaan pilot Susi Air Philip Mehrtens yang dilakukan KKB Papua juga tak luput dari perhatian. Berikut sekilas berita internasional pada Kamis (30/1):

Israel Sebut Syarat Jika Gencatan Senjata Ingin Dilanjutkan

Israel membeberkan syarat-syarat yang diperlukan jika kelompok oposisi Palestina, Hamas, ingin terus memperpanjang gencatan senjata.

Penasihat senior Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Mark Regev, mengatakan posisi mereka dalam memperpanjang gencatan senjata “sangat jelas.”

“Setiap hari, kami sepakat untuk memperpanjang [gencatan senjata] untuk pembebasan 10 sandera. [Sebanyak] “10 sandera masih hidup,” kata Regev, Kamis (30/11). CNN.

Hamas Mengklaim Bertanggung Jawab atas Penembakan di Yerusalem

Kelompok Hamas mengaku bertanggung jawab atas penembakan di Yerusalem yang menewaskan sedikitnya tiga orang dan melukai puluhan lainnya, Kamis (30/11).

Dalam pernyataan yang dikeluarkan beberapa jam setelah kejadian tersebut, Hamas menggambarkan serangan itu sebagai “respon alami terhadap kejahatan pendudukan (Israel) yang belum pernah terjadi sebelumnya di Jalur Gaza dan terhadap anak-anak di Jenin (Tepi Barat, Palestina).”

Hamas mengatakan kedua penembak tersebut adalah kakak beradik Murad Nemr (38) dan Ibrahim Nemr (30). Mereka merupakan anggota sayap bersenjata Hamas yang berbasis di Yerusalem Timur, seperti dikutip dari AFP.

Selandia Baru Open Voice sekitar 9 Bulan Pilot Udara Susi Disandera OPM

Selandia Baru buka suara soal salah satu warganya, pilot Susi Air Philip Mehrtens, yang masih disandera Organisasi Papua Merdeka (OPM) sejak Februari 2022 atau sembilan bulan lalu.

Mehrtens adalah warga Selandia Baru yang menikah dengan orang Indonesia beberapa tahun lalu. Ia diculik OPM pada 7 Februari tak lama setelah mendaratkan pesawat di Bandara Paro, Kabupaten Nduga, Pegunungan Papua.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Selandia Baru (MFAT) mengatakan mereka masih berupaya melakukan segala cara untuk membebaskan Mehrtens dengan aman dan selamat, termasuk bekerja sama dengan pihak berwenang Indonesia.

(rds)

[Gambas:Video CNN]