Jakarta, Pahami.id —
Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu sebaliknya, hal ini dikritik setelah pasukan militer berhasil membebaskan empat sandera Hamas di Jalur Gaza Palestina.
bahasa Arab baru Dilaporkan oposisi Netanyahu, Yair Lapid, mengatakan keputusan Netanyahu untuk mengunjungi keluarga empat sandera yang dibebaskan baru-baru ini adalah bukti bahwa Netanyahu gagal menjadi perdana menteri yang baik.
Setelah berhasil membebaskan empat sandera dalam operasi khusus di kamp pengungsi Palestina, Nuseirat, Sabtu (8/6), Netanyahu mengunjungi keluarga para sandera.
Beberapa pihak di Israel percaya bahwa keputusan ini diambil untuk memperbaiki citra Netanyahu, yang telah ternoda oleh kegagalannya mengembalikan para sandera sesegera mungkin.
Keputusan ini juga dinilai tidak sejalan dengan tindakan Netanyahu sebelumnya yang memilih “menghilang” ketika keluarga sandera dan korban serangan Hamas berulang kali berduka dan meminta informasi mengenai kerabatnya yang masih ditahan.
“Menghilang saat segala sesuatunya tidak berjalan sesuai keinginanmu adalah hal yang memalukan. Tapi bukankah kita sudah mengetahui hal ini sebelumnya?” sindir Lapid saat berbincang dengan Kan, seorang penyiar Israel.
Salah satu keluarga korban, Izhar Shay, mengatakan Netanyahu tidak mengambil tindakan apa pun saat putranya terbunuh dalam serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel.
“Saya salah satu orang tua yang berduka karena tidak menerima pesan belasungkawa dari Perdana Menteri,” kata Shay.
Perdana Menteri yang bermoral dan terhormat akan menyerukan kepada keluarga korban untuk menghibur dan memberi kekuatan, serta meminta maaf atas tragedi ini, lanjutnya.
Netanyahu bertemu dengan empat warga Israel yang ditahan di kamp pengungsi Nuseirat setelah pasukan militer berhasil mendeportasi mereka pada hari Sabtu.
Dia kemudian mengadakan konferensi pers untuk berjanji akan membebaskan semua tahanan yang masih tinggal di Gaza.
Dalam kesempatan itu, Netanyahu juga menyampaikan permintaan terbuka kepada anggota kabinet perang Benny Gantz untuk tetap berada di pemerintahan. Gantz sebelumnya mengancam akan mundur jika tidak ada langkah signifikan dari pemerintah terkait rencana pascaperang di Jalur Gaza.
Terlepas dari permintaan Netanyahu, Gantz akhirnya memilih mundur pada Minggu (9/6).
Selain Lapid dan keluarga korban, beberapa kantor berita Israel juga menulis artikel yang mengkritik Netanyahu karena memanfaatkan pembebasan sandera sebagai upaya untuk memperbaiki citranya.
“Ini adalah jenis kepemimpinan yang tidak berprinsip, sinis, dan jahat bagi seseorang yang masih menduduki posisi perdana menteri,” tulis reporter Haaretz, Yossi Verter.
Kolumnis Israel Ben Caspit menulis di Walla News bahwa pertemuan Netanyahu dengan empat keluarga sandera dan permohonannya kepada Gantz adalah bukti bahwa ia “membutuhkan mitra dalam hal harga, bukan barang.”
Saat ini sekitar 116 orang masih disandera Hamas di Jalur Gaza Palestina. Militer Israel yakin setidaknya 41 sandera telah tewas sejauh ini.
Invasi Israel ke Jalur Gaza telah menewaskan 37.084 orang dan melukai 84.494 lainnya. Mayoritas korbannya adalah anak-anak dan perempuan.
(val/bac)
!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);
fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);