Berita Menlu Saudi soal Israel Jegal Pertemuan Ramallah: Bukti Ekstremisme

by
Berita Menlu Saudi soal Israel Jegal Pertemuan Ramallah: Bukti Ekstremisme


Jakarta, Pahami.id

Pemerintah Israel melarang kunjungan delegasi negara Arab ke Ramallah untuk bertemu dengan Presiden Palestina Mahmud Abbas di Ramallah, Tepi Barat, akhir pekan ini.

Menteri eksternal dari Negara -negara Arab meskipun mengutuk keputusan itu Israel Memblokir kunjungan mereka ke Tepi Barat, Palestinaakhir pekan ini.

Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan al-Saud mengatakan orang Israel yang ditangani oleh delegasi Menteri Luar Negeri Arab adalah ‘bukti ekstremisme’.


Ini dikatakan dalam sebuah pernyataan dengan menteri luar negeri Yordania, Mesir dan Bahrain yang disajikan di Amman, Jordan.

“Penolakan Israel terhadap kunjungan komite ke Tepi Barat adalah manifestasi dan konfirmasi ekstremisme dan penolakannya terhadap semua upaya serius untuk mengambil jalan yang aman. Reuters, Minggu (1/6).

Dalam hal kunjungan, kepala delegasi, Pangeran Faisal bin Farhan, akan menjadi menteri luar negeri Saudi pertama yang mengunjungi Tepi Barat.

Menteri Luar Negeri Jordan Ayman Safadi mengatakan pidato itu adalah bukti lain yang ditangani oleh Israel untuk upaya perdamaian yang komprehensif.

Sebelumnya, Israel telah melarang kunjungan delegasi negara Arab ke Ramallah untuk bertemu dengan Presiden Palestina Mahmud Abbas. Negara Zionis ini mengendalikan batas dan wilayah udara Palestina.

Seorang pejabat Israel menuduh Abbas berusaha mengorganisir pertemuan provokatif dengan Menteri Luar Negeri Arab di Ramallah untuk membahas pembentukan negara -negara Palestina.

“Israel tidak akan bekerja sama dengan tindakan seperti itu, yang bertujuan untuk membahayakan Israel dan keselamatannya,” katanya seperti dikutip mengatakan mengatakan Afp.

Minggu ini, Israel Sunday mengumumkan pembangunan 22 pemukiman Yahudi baru di Tepi Barat. Selama kunjungan ke salah satu lokasi pemukiman baru, Menteri Pertahanan Israel Katz berjanji untuk membangun negara Yahudi Israel di Palestina.

Perserikatan Bangsa -Bangsa (PBB) menilai bahwa pembangunan rumah ini ilegal menurut hukum internasional

Lebih dari 53 ribu warga Palestina di Jalur Gaza telah meninggal sejak Israel meluncurkan invasi kejam mereka pada Oktober 2023. Mayoritas dari mereka yang terbunuh adalah warga sipil, terutama wanita dan anak -anak.

(Reuters/Kid)