Jakarta, Pahami.id –
Negara -negara Arab telah mengadopsi rekonstruksi yang diusulkan Strip Gaza disarankan oleh Mesiruntuk membangun kembali area tas setelah intrusi yang kejam Israel.
Proposal rekonstruksi Gaza diungkapkan oleh Mesir pada pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi Liga Arab di Kairo pada hari Selasa (4/3) waktu setempat.
Proposal tersebut memberikan alternatif lain untuk proposal Presiden AS Donald Trump, yang sebelumnya mengatakan dia ingin mengambil alih jalur Gaza, mengusir orang -orang Palestina, dan mengembangkan wilayah itu sebagai “Riviera Timur Tengah”.
Trump juga menekankan bahwa Mesir dan Yordania menerima orang -orang Palestina yang nantinya akan diusir dari Gaza. Namun kedua negara menolak proposal Trump.
Jadi apa isi proposal rekonstruksi Gaza yang diajukan oleh Mesir dan disetujui oleh CS Arab?
Proposal Proposal Rekonstruksi Gaza dari Mesir terdiri dari tiga tahap utama yaitu tindakan sementara, rekonstruksi, dan tata kelola.
Dilaporkan dari Al JazeeraTahap pertama akan bertahan selama sekitar enam bulan, sementara dua fase berikutnya akan berlangsung selama empat hingga lima tahun.
Tujuannya adalah untuk membangun kembali Gaza yang hampir dihancurkan oleh Israel, mempertahankan perdamaian dan perdamaian, dan mengulangi pemerintah Palestina Otoritas (PA) di wilayah tersebut.
Selama enam bulan pertama, puing-puing dari Jalan Salah al-Din, yang merupakan jalan raya utama di utara-selatan Gaza akan dibersihkan. Setelah jalan dibersihkan, 200 ribu unit perumahan akan dibangun untuk menampung 1,2 juta orang dan sekitar 60 ribu bangunan yang rusak akan diperbaiki.
Menurut cetakan cetak, rekonstruksi jangka panjang membutuhkan waktu empat hingga lima tahun setelah langkah sementara selesai. Secara bertahap, penyediaan kebutuhan dasar seperti air, konstruksi limbah, layanan telekomunikasi untuk listrik juga akan dipulihkan.
Rencana tersebut kemudian menyerukan pembentukan Dewan Pengemudi dan Manajemen, yang akan berfungsi sebagai dana keuangan yang mendukung Badan Pemerintah sementara di Gaza.
Dalam keamanan, Mesir dan Jordan juga setuju untuk melatih polisi Palestina dan menempatkannya di Gaza.
Kedua negara juga meminta Dewan Keamanan PBB (DK UN_ untuk mempertimbangkan kekuatan misi keamanan untuk mengawasi pemerintah di Gaza sampai pembangunan berakhir.
(DNA/BAC)