Berita Indonesia Minta Myanmar Hormati Komitmen Perdamaian

by


Jakarta, Pahami.id

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi tersinggung dengan kubu Myanmar yang bertikai karena menolak melakukan dialog di tengah meningkatnya pertempuran antara pasukan pemerintah dan aliansi kelompok bersenjata.

Hal tersebut disampaikan Retno dalam pertemuan tertutup para menteri luar negeri Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) di Laos.

Dia mengatakan Myanmar masih belum mendapatkan tempat di ASEAN sampai junta militernya menghormati komitmen perdamaian yang dibuat beberapa bulan setelah merebut kekuasaan dalam kudeta tahun 2021.


Dikutip dari Reuters, krisis Myanmar telah mengganggu ASEAN karena junta militer hanya basa-basi dalam menyerukan konsensus yang mengharuskan semua pihak menghentikan permusuhan dan memulai dialog.

ASEAN telah membuat marah para jenderal Myanmar karena melarang mereka menghadiri KTT tersebut, namun malah mengizinkan negara tersebut mengirimkan perwakilan diplomat senior.

“Tidak ada kemajuan dalam implementasi konsensus lima poin. Dan jika masih belum ada kemajuan, maka partisipasi Myanmar dalam pertemuan para menteri luar negeri dan KTT ASEAN harus dijaga pada tingkat non-politik,” kata Retno dalam pertemuan tersebut, menurut pernyataan kementeriannya.

Retno mengatakan perwakilan Myanmar menyikapi masalah tersebut seolah-olah semuanya berjalan baik.

Diperkirakan 2,6 juta orang telah mengungsi akibat pertempuran tersebut, menurut data PBB.

ASEAN belum menemukan jalan keluar dalam upaya perdamaiannya, meski tahun lalu ketika Indonesia menjabat sebagai ketua ASEAN, pihaknya berupaya mengajak semua pihak ke meja perundingan.

Harapan untuk berdialog semakin memudar, karena kedua belah pihak masih mempertahankan posisi masing-masing, sementara pemberontak etnis minoritas dan kelompok oposisi menguasai wilayah dan menghambat kemampuan junta untuk memerintah.

Pada hari Kamis, pasukan pemberontak dalam jumlah besar mengatakan mereka telah merebut pangkalan militer regional di Lashio, dekat perbatasan dengan Tiongkok, yang merupakan pukulan besar terhadap kredibilitas salah satu tentara dengan perlengkapan terbaik di wilayah tersebut.

Menteri Luar Negeri Malaysia Mohamad Hasan menyatakan keprihatinan atas kurangnya dialog, sementara Menteri Luar Negeri Thailand Maris Sangiampongsa mengatakan dia telah menerima dukungan dari ASEAN agar Thailand memainkan peran yang lebih besar dan menyarankan negosiasi terbuka dengan semua pemangku kepentingan.

(Reuters/vws)