Jakarta, Pahami.id —
Pemimpin HizbullahKata Hassan Nasrallahbuka suara setelah milisi menghujani lebih dari 320 roket Israel pada Minggu (25/8).
Nasrallah mengatakan serangan itu sudah direncanakan dan membuka peluang untuk kembali menyerang Israel.
“[Kami telah melaksanakan serangan] sesuai rencana,” ujarnya saat berpidato di televisi, dikutip dalam bahasa Inggris Al Arabiya.
Nasrallah juga menjelaskan Hizbullah akan mengevaluasi hasil operasi tersebut dan menentukan langkah selanjutnya, termasuk kemungkinan menyerang Israel lagi.
“Jika hasilnya kurang memadai, kami berhak merespons di lain waktu,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, dia menegaskan serangan Hizbullah merupakan respons setelah komandan senior Fuad Shokr terbunuh di Beirut pada Juli lalu.
Nasrallah juga mengatakan serangan baru dilancarkan karena beberapa alasan. Salah satunya adalah “mobilisasi” aset militer dari Amerika Serikat ke Lebanon selatan.
Alasan lain Hizbullah adalah menunggu perkembangan perundingan gencatan senjata Israel-Hamas.
Namun, pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengajukan syarat baru. Hamas dengan tegas menolak persyaratan tersebut dan menuduh mereka merusak perjanjian. Nasrallah juga menuduh Israel menghancurkan perundingan tersebut.
Lebih lanjut, ia juga mengungkapkan bahwa serangan Hizbullah tidak menyasar warga sipil atau infrastruktur sipil melainkan fasilitas militer Israel.
Pidato Nasrallah disampaikan setelah Hizbullah meluncurkan lebih dari 300 roket ke Israel.
Akibat serangan tersebut, otoritas Israel menutup bandara di Tel Aviv. Netanyahu juga mengumumkan keadaan darurat selama 48 jam.
Tak tinggal diam, Israel membalas serangan Hizbullah di hari yang sama.
Israel dan Hizbullah sebenarnya sudah saling serang sejak pasukan Zionis melancarkan invasi ke Jalur Gaza, Palestina, pada Oktober 2023.
Hizbullah mengklaim tidak akan berhenti menyerang sampai pasukan Israel meninggalkan seluruh wilayah Palestina.
(isa/rds)