Jakarta, Pahami.id –
Presiden Amerika Serikat Donald Trump hubungi universitas Harvard Sebagai lelucon dan tidak akan hebat setelah kampus menolak untuk menerima pengawasan politik dari luar.
“Harvard adalah lelucon, mengajarkan kebencian dan ketidaktahuan. Itu tidak lagi menerima dana federal,” kata Trump pada platform sosial sejati pada hari Rabu (17/4), mengutip Afp.
Selain itu, Trump mengatakan Harvard tidak lagi dianggap sebagai tempat pembelajaran yang tidak diizinkan masuk ke universitas atau perguruan tinggi terbaik di dunia.
Kemarahan Trump muncul setelah Harvard menolak tuntutan untuk menyerahkan pengawasan pemerintah dalam hal penerimaan, perekrutan, dan kecenderungan politik siswa.
Trump juga membekukan US $ 2,2 miliar untuk program penelitian yang sebagian besar dalam kedokteran di Harvard. Kampus ini meskipun memiliki peran penting dalam pengembangan obat -obatan baru dan perawatan kesehatan.
Selain itu, ia mengatakan Harvard harus kehilangan status bebas pajak sebagai lembaga pendidikan nirlaba tanpa mengundurkan diri dari komitmen mereka.
Beberapa media AS melaporkan bahwa Biro Pajak Layanan Pendapatan Inland (IRS) membuat rencana untuk membatalkan pembebasan pajak sesuai dengan permintaan Trump.
Dalam surat yang dikirim ke Harvard klaim pemerintah Trump meliputi: mengakhiri pengakuan siswa yang mempertimbangkan orang atau asal negara, mencegah siswa asing yang memusuhi nilai -nilai lembaga AS dari masuk, mengakhiri perekrutan staf berdasarkan ras, agama, gender, atau asal -usul, dan mengurangi kekuatan siswa dalam pemerintahan kampus.
Selain itu, mereka juga meminta untuk mengaudit siswa dan staf untuk mengetahui pandangan keragaman, mereformasi semua program untuk anti-Semitisme atau kecenderungan lain, untuk memecahkan protes di kampus.
Universitas Harvard Alan Garber mengatakan kampus menolak untuk “menegosiasikan kemerdekaan atau konstitusi mereka.”
(ISA/RDS)