Berita Hamas Tawarkan Rilis 70 Sandera Jika Israel Mau Gencatan 5 Hari

by

Jakarta, Pahami.id

Sayap bersenjata Hamas mengatakan pihaknya bersedia melepaskan sekitar 70 sandera jika Israel bersedia menerapkan gencatan senjata lima hari di Jalur Gaza Palestina.

Tawaran tersebut disampaikan Brigade Al Qassam kepada mediator Qatar pada Senin (13/11). Juru bicara Brigade Al Qassam, Abu Ubaida mengatakan, pihaknya siap membebaskan hingga 70 perempuan dan anak-anak yang ditahan di Gaza dengan imbalan Israel menyetujui gencatan senjata selama lima hari.

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

“Minggu lalu ada upaya saudara-saudara Qatar untuk melepaskan perempuan dan anak-anak yang ditahan musuh, sebagai imbalan atas pembebasan 200 anak-anak Palestina dan 75 perempuan yang ditahan musuh,” kata Abu Ubaida dalam rekaman audio yang diposting di Hamas. Channel Telegram pada Selasa (14/11).

Gencatan senjata harus mencakup gencatan senjata sepenuhnya dan mengizinkan bantuan dan bantuan kemanusiaan di mana pun di Jalur Gaza, tambahnya seperti dikutip. Reuters.

Hamas menuduh Israel “menunda dan menghindari” kesepakatan tersebut.

Sejauh ini Israel masih tegas menolak gencatan senjata menyeluruh di Jalur Gaza. Menurut pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, gencatan senjata di Gaza sama saja dengan menyerahnya Israel kepada Hamas.

[Gambas:Video CNN]

Selain itu, Netanyahu menuding gencatan senjata hanya memberi waktu bagi Hamas untuk bersiap melancarkan serangan lagi seperti 7 Oktober lalu terhadap Israel.

Namun, Israel menerapkan gencatan senjata sementara atau “jeda kemanusiaan” di beberapa wilayah Gaza setelah adanya tekanan internasional untuk memastikan evakuasi warga yang aman dan pengiriman bantuan ke wilayah tersebut.

Netanyahu mengatakan pertempuran melawan Hamas, kelompok militan Palestina yang menguasai Jalur Gaza, adalah perang sampai akhir.

“Ini bukan ‘operasi’ atau ‘putaran’, melainkan perang sampai akhir. Penting bagi saya agar Anda mengetahui hal ini. Ini bukan dari kata-kata, tetapi dari hati dan pikiran. Jika kita tidak menyelesaikannya , maka penyakit itu akan datang kembali,” kata Netanyahu kepada tentara Batalyon Caracal Israel dalam kunjungan tersebut, dikutip dari CNNSelasa (14/11).

Hingga Senin (13/11), jumlah korban tewas akibat agresi Israel terhadap Gaza sejak 7 Oktober mencapai 11.240 orang.

Sebanyak 4.630 korban adalah anak-anak dan 3.130 lainnya adalah perempuan.

Jumlah kematian akibat invasi Israel ke Gaza hanya dalam waktu sebulan melebihi jumlah kematian akibat invasi Rusia ke Ukraina sejak Februari 2022.

(rds)