Berita Hamas Minta Bantuan Rusia Bujuk Pemerintah Palestina soal Gaza

by


Jakarta, Pahami.id

kelompok milisi Hamas meminta bantuan Rusia untuk meyakinkan pemerintah Palestinauntuk memulai negosiasi mengenai masa depan Jalur Gaza.

Seorang pejabat Hamas mengatakan Reuters bahwa kelompoknya telah meminta Kremlin untuk membujuk Presiden Palestina Mahmoud Abbas untuk mulai membahas pemerintahan pascaperang di Gaza.


Menurut laporan Reutersanggota biro politik Hamas, Mousa Abu Marzouk, saat ini berada di Moskow dan bertemu dengan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Mikhail Bogdanov.

Kantor berita Rusia, RIA, melaporkan pertemuan keduanya membahas sejumlah isu terkait pemerintahan di Jalur Gaza.

“Kami membahas masalah terkait persatuan nasional Palestina dan pembentukan pemerintahan yang seharusnya memerintah Jalur Gaza setelah perang,” kata Marzouk seperti dikutip RIA.

Permasalahan pemerintahan Palestina pasca berakhirnya invasi Israel merupakan salah satu permasalahan tersulit yang dihadapi Palestina.

Israel telah mengesampingkan Hamas, milisi yang telah mereka perjuangkan selama setahun terakhir, dalam pemerintahan Palestina pascaperang.

Israel juga tidak mempercayai Otoritas Palestina yang dipimpin oleh Presiden Mahmoud Abbas untuk memerintah Tepi Barat dan Gaza. Abbas kini memerintah Tepi Barat, yang sebagian diduduki Israel.

Gaza dikuasai Hamas, yang kini menjadi sasaran serangan brutal Zionis. Tepi Barat dan Gaza telah terpecah sejak Juni 2007 setelah bentrokan antara Fatah dan Hamas.

Faksi-faksi Palestina telah menyatakan bahwa pemerintahan Palestina pascaperang adalah masalah internal. Mereka menentang permintaan Israel untuk campur tangan terhadap pemerintahan Palestina.

Pada bulan Juli, faksi-faksi Palestina, termasuk Hamas dan Fatah, akhirnya berkumpul di Tiongkok dan berdamai. Mereka sepakat untuk bersatu merundingkan masa depan Palestina.

Pada tanggal 9 Oktober, para pemimpin Palestina mengadakan pertemuan pertama mereka di Kairo, Mesir, sejak pertemuan di Tiongkok.

Menurut petugas media Hamas Taher Al-Nono, pertemuan itu diadakan untuk membahas agresi Israel di Jalur Gaza, perkembangan politik dan lapangan, dan untuk menyatukan barisan negara tersebut.

Seorang pejabat Palestina yang akrab dengan perundingan tersebut mengatakan jika pemerintahan bersama tidak dapat disepakati, faksi-faksi tersebut kemungkinan akan membentuk sebuah komite untuk mengatur Gaza dan membantu mengatur penyeberangan perbatasan.

Bentuk dan tanggung jawab komite ini masih belum jelas.

(blq/dna)