Jakarta, Pahami.id –
Sekelompok militan Hamas Isu video online memperlihatkan pelaksanaan delapan pria dalam keadaan tertutup, terikat dan berlutut di jalan.
Video tersebut disiarkan pada Senin (13/10) di saluran telegram TV Al-Aqsa yang dikelola Hamas dengan judul: “Perlawanan membawa hukuman mati pada beberapa kolaborator dan penjahat di Kota Gaza”.
Video yang memperlihatkan gambaran mengerikan pembunuhan orang-orang bersenjata di depan penonton itu muncul sebagai pertempuran bersenjata antara Unit Keamanan Hamas dan warga Palestina bersenjata di berbagai wilayah Gaza. Bentrokan terjadi pada hari kelima gencatan senjata dengan Israel yang didukung Amerika Serikat.
Video tersebut dengan cepat menjadi viral di media sosial, memicu kritik dari kelompok hak asasi manusia Palestina.
Komisi Hak Asasi Manusia (ICHR), sebuah badan yang dibentuk oleh otoritas Palestina pada tahun 1993, mengeluarkan pernyataan yang menuntut “penghentian eksekutif ekstremis dan sewenang-wenang di Jalur Gaza”.
“Gelombang eksekutif ekstrem dan tembakan di kaki yang terjadi setelah gencatan senjata di Jalur Gaza tidak boleh dibiarkan,” kata kelompok itu.
“Insiden ini adalah kejahatan hukum dan moral yang memerlukan kutukan dan pertanggungjawaban segera,” kata mereka.
AFP Menjelaskan bahwa berdasarkan informasi dari pejabat keamanan Hamas dan banyak warga, mereka ingin ketertiban tetap dipertahankan setelah gencatan senjata dengan Israel terwujud setelah dua tahun perang.
Sumber keamanan di Gaza menceritakan AFP Bahwa unit Hamas yang baru dibentuk, yang namanya diterjemahkan menjadi “pencegahan”, sedang melakukan “operasi lapangan berkelanjutan untuk menjamin keamanan dan stabilitas”.
“Pesan kami jelas: tidak akan ada tempat bagi penjahat atau mereka yang mengancam keselamatan rakyat,” ujarnya.
(Fea)
