Jakarta, Pahami.id –
Gubernur Sumatra Utara (Sumatra Utara), Muhammad Bobby Afif Nasution, menunjukkan komitmennya terhadap pengembangan sektor pertanian dengan menghadiri tinggal di tengah petani Tapanuli Utara (Taput). Pada kesempatan ini, ia mendengar keluhan, membahas, dan merespons dengan cepat dalam bentuk peralatan pertanian (Alsintan), pupuk, dan biji dan biji, untuk petani.
Kunjungan itu dilakukan untuk menghadiri gerakan perkebunan jagung Sumatra Utara untuk makanan mereka sendiri. Dia bersama dengan Bupati Taput, Jonius Taripar Parsaoran Hutabarat, mengunjungi Kampung Hutatinggi, Distrik Parmonangan, Jumat (7/25).
Sebelum melakukan penanaman simbolis, Bobby mengambil waktu khusus untuk dialog dengan petani jagung hadir. Petani menghadirkan beberapa masalah utama yang mereka hadapi.
Keluhan pertama tentang harga pupuk yang dijual tidak cocok dengan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh pemerintah. Selain itu, mereka membutuhkan bantuan peralatan pertanian dalam bentuk mesin jagung dan pengering jagung.
Masalah irigasi juga merupakan hambatan serius bagi petani, karena Tapanuli Utara di musim panas, tanaman jagung mengalami kesulitan mendapatkan air yang cukup. Karena itu, mereka meminta bantuan dari mesin pompa air untuk menyelesaikan masalah ini.
Bukan hanya masalah pertanian, publik juga mengeluh tentang infrastruktur jalan. Mereka melaporkan kondisi jalan di SiboRong-wholesaleHotmixserta kebutuhan untuk aspal jalan dan penuang.
Dialog Bobby dengan pra -semand sebelum acara dimulai. (Foto: Arsip Regional Utara Sumatra) |
Menanggapi keluhan, Bobby segera memerintahkan kepala Kantor Keamanan Pangan dan Hortikultura Sumatera Utara, Razali, untuk segera memegang lima unit tepung jagung sederhana.
Untuk kebutuhan akan pengering jagung, ia juga meminta Bank Sumatra Utara untuk mengalokasikan dana tanggung jawab sosial dan lingkungan (Tanggung jawab sosial perusahaan/CSR) untuk pengadaan.
“Maka itu akan dikaitkan dengan manajer cabang Sumatra Utara. Jika harganya di bawah Rp 70 juta, beli dua unit, Anda,” katanya dalam sebuah pernyataan tertulis pada hari Sabtu (7/26).
Menanggapi tanggapan gubernur, salah satu petani jagung, Junus kuno, menjelaskan bahwa mesin pengeringan saat ini adalah yang dapat menghasilkan kadar air sesuai dengan standar pabrik.
“Ini adalah tempat pengeringan yang sangat sulit, sehingga membutuhkan alat yang sederhana dan efisien,” katanya.
Dia puas bahwa permintaannya segera diberikan pada waktu itu. Dia juga berterima kasih kepada Bobby dan berharap kunjungan ini akan berdampak pada petani.
![]() |
Setelah sesi dialog, Bobby dengan Jonius, Capolres, dan kepemimpinan peralatan regional dibuat dari budidaya jagung pada 25 hektar. Mengenakan sepatu dan tutup tutup, mereka menanam biji jagung menggunakan alat penanaman khusus.
Kegiatan ini diharapkan memiliki dampak positif pada petani dan mendorong peningkatan produksi pertanian di tapanuli utara. Program budidaya jagung kolaboratif adalah bagian dari upaya pemerintah daerah Sumatra Utara untuk mencapai target makanannya sendiri.
(Rir)