Jakarta, Pahami.id —
Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu menyatakan kemungkinan peningkatan tekanan ke atas Hamas di dalam Gaza segera. Hal itu disampaikannya setelah Israel menyetujui gencatan senjata di Lebanon pada Selasa (26/11).
Netanyahu menilai gencatan senjata dengan Hizbullah di Lebanon yang akan diadopsi mulai Rabu (27/11) akan memungkinkan Israel untuk “meningkatkan” tekanan terhadap Hamas, yang telah mereka lawan sejak Oktober 2023.
“Jika Hizbullah tidak terlibat, Hamas akan sendirian dalam pertempuran ini. Tekanan kami terhadap kelompok ini akan meningkat,” kata Netanyahu.
Dalam pidatonya di televisi lokal, seperti dilansir AFP, ia menambahkan bahwa gencatan senjata juga akan memungkinkan Israel untuk “fokus pada ancaman Iran” dan memberikan waktu kepada tentara untuk memberikan pasokan.
Iran adalah pendukung utama Hizbullah dan Hamas, serta proksi regional lainnya yang mengklaim berperang dengan Israel.
Sejak Israel menyerang Gaza, Iran telah menembakkan dua rudal dan sebuah drone ke Israel, yang sebagian besar berhasil dicegat oleh Israel atau sekutunya.
Sementara itu, ketika suara sedang dihitung di kabinet Israel, gencatan senjata menghadapi beberapa tentangan dari koalisi Netanyahu.
Menteri Keamanan Nasional yang berhaluan sayap kanan, Itamar Ben Gvir, memperingatkan bahwa gencatan senjata akan menjadi “kesempatan bersejarah yang terlewatkan untuk melenyapkan Hizbullah”.
Hasil jajak pendapat singkat yang dilakukan Channel 12 Israel menunjukkan bahwa berdasarkan pemahaman mereka mengenai usulan gencatan senjata, 37 persen warga Israel mendukung perjanjian tersebut, 32 persen menentangnya, dan 31 persen menyatakan tidak yakin.
Secara terpisah, Presiden AS Joe Biden mengumumkan gencatan senjata antara Israel dan Lebanon akan berlangsung mulai Rabu (27/11) pukul 4.00 EET di Lebanon, setara dengan pukul 9.00 WIB.
Dalam 60 hari ke depan, kata Biden, tentara Lebanon akan “mengambil kendali atas wilayah mereka sendiri.”
“Berdasarkan kesepakatan yang dicapai hari ini, yang akan mulai berlaku pada pukul 4 pagi besok waktu setempat, pertempuran di perbatasan Lebanon-Israel akan berakhir,” kata Biden dalam pidatonya di Gedung Putih.
“Ini dirancang untuk menjadi penghentian permusuhan secara permanen. Sisa-sisa Hizbullah dan organisasi teroris lainnya tidak akan diizinkan,” tambahnya, seperti dilansir CNN.
Perjanjian gencatan senjata Lebanon menyerukan pasukan Israel untuk mundur dari Lebanon selatan dan pasukan Lebanon akan ditempatkan di wilayah tersebut, kata para pejabat. Hizbullah akan mengakhiri kehadiran bersenjatanya di sepanjang perbatasan selatan Sungai Litani.
Menteri Luar Negeri Lebanon Abdallah Bou Habib mengatakan tentara Lebanon akan siap mengerahkan setidaknya 5.000 tentara di Lebanon selatan ketika pasukan Israel mundur, dan bahwa Amerika Serikat dapat berperan dalam membangun kembali infrastruktur yang hancur akibat serangan Israel.
(AFP/Kris)