Berita Gencatan Senjata, Kesempatan Vital Lindungi 1 Juta Anak Gaza

by
Berita Gencatan Senjata, Kesempatan Vital Lindungi 1 Juta Anak Gaza


Jakarta, Pahami.id

UNICEF atau Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Minggu (26/10) menyatakan bahwa perjanjian gencatan senjata di Gaza mewakili “peluang besar” untuk melindungi satu juta anak di wilayah Palestina.

“Operasi militer Israel di Jalur Gaza telah mengakibatkan kehancuran total. Kata-kata dan angka saja tidak dapat mengungkapkan skala dampak terhadap anak-anak yang saya saksikan – dampak yang akan bertahan selama beberapa generasi,” kata direktur regional Unicef ​​untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, Edouard Beigbeder, dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Anatolia.

Ia menekankan bahwa gencatan senjata di Gaza, yang “menawarkan peluang penting bagi kelangsungan hidup, keselamatan dan martabat anak-anak,” tidak boleh dibiarkan gagal.


“Hal ini memerlukan waktu, namun masa depan inklusif yang memprioritaskan hak-hak satu juta anak di Gaza dapat terwujud dengan perdamaian, tindakan, dan kemauan kolektif,” katanya.

Menurut data PBB, lebih dari 64.000 anak telah terbunuh atau terluka, dan lebih dari 58.000 orang kehilangan orang tua mereka sejak pecahnya perang yang disebut Tel Aviv sebagai “pembantaian” di Jalur Gaza pada Oktober 2023.

“Satu juta anak telah mengalami kengerian sehari-hari karena hidup di tempat paling berbahaya di dunia bagi anak-anak, meninggalkan mereka dengan bekas luka ketakutan, kehilangan dan kesedihan,” kata Beigbeder.

Ia mencatat bahwa UNICEF berupaya menyelamatkan anak-anak dari “ancaman yang dapat dicegah, seperti kekurangan gizi, penyakit, dan cuaca dingin di musim dingin.”

Pendidikan mendesak dan bantuan kemanusiaan

UNICEF telah memberikan pendidikan tatap muka kepada lebih dari 100.000 anak-anak Palestina di Gaza, sementara upaya terus dilakukan untuk memulangkan 650.000 anak sekolah yang telah kembali bersekolah.

“Pentingnya memulihkan pendidikan pada tahap awal upaya pemulihan ini tidak dapat dilebih-lebihkan. Setelah dua tahun berlalu, keluarga-keluarga mengetahui bahwa kembalinya pendidikan yang layak akan memberikan landasan bagi pembelajaran jangka panjang, penyembuhan, harapan, dan kohesi sosial di komunitas mereka,” kata Beigbeder.

Direktur regional tersebut menyerukan “pergerakan bantuan kemanusiaan yang aman, cepat dan tidak terbatas” ke Jalur Gaza. Ia mencatat, terdapat peningkatan jumlah bantuan UNICEF yang diperbolehkan masuk, namun jumlah tersebut dinilai masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan warga sipil di Gaza.

Dia menuntut agar Israel segera membuka semua pos pemeriksaan perbatasan secara bersamaan untuk masuknya bantuan kemanusiaan serta peralatan dan material yang diperlukan, sekaligus mengizinkan bantuan untuk bergerak melalui semua jalur pasokan yang memungkinkan, termasuk melalui Mesir, Israel, Yordania, dan Tepi Barat.

“Peralatan pendidikan UNICEF serta dukungan kesehatan mental dan psikososial telah diblokir selama lebih dari setahun. Kami membutuhkan bantuan ini segera datang,” katanya.

Fase pertama gencatan senjata mulai berlaku di Gaza pada 10 Oktober berdasarkan rencana 20 poin yang diusulkan oleh Presiden AS Donald Trump.

Tahap pertama mencakup pembebasan sandera Israel dengan imbalan tahanan Palestina. Rencana tersebut juga mencakup pembangunan kembali Gaza dan pembentukan mekanisme pemerintahan baru tanpa Hamas.

Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, pasukan Israel telah menewaskan lebih dari 68.000 orang dan melukai lebih dari 170.000 lainnya dalam perang brutal di Gaza sejak Oktober 2023.

(Wow)