Berita Fakta-fakta Penggerebekan Kampung Bahari: Apotek Narkoba, Sewa Bong

by

Daftar isi



Jakarta, Pahami.id

Beberapa penemuan ditemukan oleh Polres Metro Jakarta Utara saat menggerebek warung tersebut narkoba di dalam Desa Maritim, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu (13/7) pagi. Simak fakta berikut ini.

Sebanyak 200 polisi dikerahkan dalam penggerebekan narkoba di Kampung Bahari. Hasilnya, Polres Metro Jakarta Utara menangkap 31 orang dalam penggerebekan yang dilakukan di tiga lokasi di kelurahan tersebut.

Dalam penggerebekan tersebut, polisi menemukan beberapa fakta mengejutkan, mulai dari adanya gedung yang diduga sebagai tempat transaksi dan konsumsi narkoba bernama ‘apotek’ hingga penggunaan beberapa alat pengawasan seperti CCTV dan drone. .


Apotek kamar tidur

Dipilih dari Detikcom, tempat penampungan ‘apotek’ narkoba itu terletak di pinggir rel kereta api di Kampung Bahari, Jakarta Utara. Rata-rata ukuran tempat tidur adalah 3×4 meter.

Kondisi tempat tidur terlihat berantakan dan berantakan. Beberapa tempat tidur hanya berisi karpet, speaker, sangkar burung, bangku dan meja.

Namun, ada satu tempat tidur yang tampaknya ber-AC. Salah satu tempat tidur juga tampak dipasang kamera CCTV.

Jarak bedengan berbahan triplek dengan kanvas hanya sekitar 50 meter. Pada bagian atas bedengan dilapisi seng dan asbes.

Di salah satu ‘Apotik’ ada kertas bertuliskan ‘BAYAR DULU BOSS Kuh!!!’ lalu kertas itu bertuliskan ‘AKU TAHU TAPI AKU TETAP DIAM’. Belakangan, ada tulisan di papan di pintu masuk bunkhouse dengan nomor rekening yang diduga untuk transaksi tersebut.

Kawasan dua lantai ini disebut sebagai ‘kawasan Texas’. Namun, tidak ada seorang pun di rumah dua lantai itu saat polisi melakukan penggerebekan.

Sewa alat

Di salah satu ‘apotek’ ada tanda “JANGAN MAIN PONSEL”. Ada juga yang bilang “SEWA PERALATAN Rp 5.000 OKE.”

Menurut pengakuan salah satu pelaku berhuruf W (46), alat yang dimaksud adalah alat penghirup sabu alias bong.

“Bong,” katanya.

Parang ke pistol airsoft

Polisi juga menemukan sejumlah senjata, mulai dari airsoft gun hingga senjata tajam seperti arit, parang, dan pedang. Kapolres Metro Jakarta Utara Kompol Gidion Arif Setiawan mengatakan, senjata tersebut digunakan untuk melakukan serangan balik kepada petugas jika terjadi penggerebekan.

“Terus kalau kita penegakan hukum pakai hard skill atau momentum sudah terlambat, mereka kemudian melakukan serangan balik dengan menggunakan petasan atau senjata tajam. Segala jenis senjata tajam, saya Tidak Tahukah Anda ini juga perkelahian di kawasan Tanjung Priok? Kami akan selidiki lebih lanjut, kata Gidion di kantornya, Sabtu (13/7).

“Walaupun menggunakan airsoft gun, meskipun menggunakan airsoft gun, bentuk dan peluru yang digunakan dapat melukai bahkan membunuh,” imbuhnya.

CCTV dan drone

Selain itu, polisi juga menemukan drone yang diduga digunakan pelaku kejahatan untuk memantau jika ada penangkapan guna memastikan bisnisnya aman.

“Untuk melaksanakan kegiatan tersebut mereka kemudian mengamankan proses usahanya, dengan cara menangkap, mereka menaikkan terlebih dahulu drone ini, drone ini dipantau dari layar monitor yang sudah kami sita,” kata Gidion.

Selain itu, polisi juga menyita dua unit televisi, empat unit decoder, dan satu unit komputer laptop yang digunakan untuk pemantauan.

22 orang ditemukan positif narkoba

Dalam penggerebekan ini, polisi menangkap 31 orang. 22 orang di antaranya diketahui menggunakan narkoba setelah dilakukan tes urine.

“22 (orang) positif, 9 negatif,” kata Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Utara AKBP Prasetyo Nugroho.

Prasetyo mengatakan, 22 orang yang kedapatan positif narkoba akan menjalani rehabilitasi. Sedangkan 9 orang yang kedapatan negatif akan dikembalikan ke keluarga masing-masing.

“Yang negatif kita kembalikan ke keluarga. (Yang positif) jalani rehabilitasi,” ujarnya.

(Senin/Senin)