Daftar isi
Jakarta, Pahami.id —
Negara tetangga Indonesia, Papua Nuginimenyatakan keadaan darurat selama 14 hari akibat kerusuhan di beberapa titik.
Kerusuhan bermula dari demonstrasi massal warga di Port Moresby pada Rabu (10/1). Awalnya, demonstrasi berlangsung damai dengan pengawalan polisi.
Namun, demonstrasi tersebut tiba-tiba berubah menjadi kekerasan dan mengakibatkan sejumlah besar toko dijarah. Hal ini terjadi setelah jumlah polisi yang mengendalikan protes warga berkurang.
Berikut faktanya:
Daftar Isi
Dipicu oleh pemotongan gaji PNS
ABC Bersih melaporkan ratusan warga berdemonstrasi di gedung parlemen Port Moresby setelah pemotongan gaji pegawai negeri (PNS). Gaji PNS dikurangi 300 Kina atau Rp1,2 juta dari yang seharusnya.
Pemerintah melalui Badan Pendapatan Papua Nugini berdalih telah terjadi kesalahan yang berujung pada pengurangan gaji pegawai negeri sipil setempat.
Kutipan AFP, pengunjuk rasa yang semula berdemonstrasi di gedung parlemen tiba-tiba masuk ke sebuah toko melalui jendela yang pecah. Para pengunjuk rasa menaruh barang-barang curian ke dalam kotak kardus, keranjang belanja, dan bahkan ember plastik.
Selain di Port Moresby, kerusuhan juga terjadi di Lae. Ini adalah kota terbesar kedua di Papua Nugini yang terletak sekitar 300 kilometer sebelah utara ibu kota.
1.000 tentara siap
Sehari setelah kerusuhan terjadi, Pemerintah Papua Nugini mengumumkan keadaan darurat selama 14 hari.
Perdana Menteri Papua Nugini James Marape memerintahkan lebih dari 1.000 tentara siap melakukan intervensi jika diperlukan.
Marape mengatakan militer dapat melakukan intervensi untuk menghadapi situasi apa pun yang muncul di masa depan.
Warga mengatakan beberapa tentara yang diperintahkan oleh Marape telah diberitahu dan sedang berpatroli di jalan-jalan Port Moresby.
16 orang meninggal
Papua Nugini mengumumkan keadaan darurat nasional setelah 15 orang meninggal. Lusinan orang tewas setelah penjarahan dan pembakaran toko-toko di negara tetangga Indonesia.
Belum lama ini, Australian Broadcasting Corporation (ABC) melaporkan jumlah korban tewas mencapai 16 orang. Mereka tewas di Port Moresby dan Lae, tempat terjadinya kerusuhan.
Selain korban tewas, 25 orang dirawat di rumah sakit terbesar di Port Moresby. Mereka menderita luka tembak.
Tidak ada korban warga negara Indonesia
Kementerian Luar Negeri memastikan tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang tewas dalam kerusuhan di Papua Nugini.
Hingga saat ini belum ada WNI yang menjadi korban kerusuhan tersebut, kata Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha dalam keterangannya, sehari setelah kerusuhan terjadi.
Kementerian Luar Negeri menyebutkan, ada 1.317 WNI di Papua Nugini yang tercantum dalam data KBRI. Ia menegaskan, KBRI Port Moresby telah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dan kepolisian Papua Nugini untuk memastikan perlindungan dan peningkatan keamanan WNI.
‘Penjahat’ resmi kerusuhan telah dibubarkan
PM Papua Nugini James Marape memecat beberapa pejabat yang terlibat dalam salah gaji pegawai negeri, penyebab protes yang berakhir ricuh.
Mereka yang dipecat termasuk kepala polisi Papua Nugini dan beberapa pejabat tinggi di Kementerian Keuangan dan Perbendaharaan.
Gubernur mengundurkan diri
Gubernur Sepik Barat Tony Wouwou mengundurkan diri di tengah kerusuhan di Papua Nugini. Dia adalah anggota parlemen ketujuh yang mengundurkan diri dari pemerintahan James Marape.
Berdasarkan pemberitaan media lokal Post Courier, surat pengunduran diri Wouwou ditujukan langsung kepada Marape pada 11 Januari 2024. Ia mengaku kaget sekaligus malu dengan kerusuhan dan penjarahan yang terjadi di negaranya.
“Tuan Perdana Menteri, dengan segala hormat, saya ingin memberi tahu Anda tentang keputusan saya sebagai anggota DPRD dan gubernur Provinsi Sepik Barat untuk mengundurkan diri dari pemerintahan Anda karena situasi dan peristiwa yang dihadapi negara kita saat ini,” Wouwou tulisnya dalam sebuah surat.
Tiongkok sangat marah
Tiongkok kesal dengan apa yang terjadi di negara tetangganya, Indonesia. Mereka pun melakukan protes ke Papua Nugini menyusul kerusuhan yang terjadi.
Beijing sangat marah karena bisnis dan toko warganya menjadi sasaran kerusuhan. Kementerian Luar Negeri China mengakui Kedutaan Besar di Port Moresby telah menyampaikan pengaduan tersebut ke Papua Nugini.
China menyatakan tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut. Namun, dua warga Negeri Tirai Bambu mengalami luka-luka.
Kedutaan kemudian mengimbau warga Tiongkok untuk tidak bepergian dan menjauhi tempat keramaian, terutama di kawasan yang menjadi pusat kerusuhan.
Situasi mulai membaik, toko-toko dan bank dibuka
Setelah mengumumkan keadaan darurat selama dua minggu, situasi di Port Moresby dikatakan berangsur membaik. Seorang warga bernama Maho Laveil mengatakan banyak bank, pompa bensin, dan toko kelontong mulai dibuka kembali.
“Toko-toko buka, SPBU buka, angkutan umum buka. Masyarakat kembali beraktivitas. Ada rasa damai,” kata Laveil, dikutip AFP.
Namun, dia mengatakan ada peningkatan jumlah polisi dan tentara di sekitar ibu kota. Laveil menduga masih ada potensi kerusuhan susulan terjadi pada malam harinya.
(skt/sfr)
!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);
fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);