Berita Dunia Lebih Aman Tanpa Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah

by


Jakarta, Pahami.id

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken pada Senin (30/9) mengatakan dunia “lebih aman” pasca pembunuhan tersebut. Hizbullah Hassan Nasrallah oleh Israel di Lebanon.

Setelah pembunuhan Nasrallah oleh Negara Zionis, Blinken menyerukan diplomasi untuk menjamin keamanan antara Israel dan Lebanon.

“Hasan Nasrallah adalah teroris yang kejam, yang banyak korbannya adalah warga Amerika, Israel, warga sipil di Lebanon, warga sipil di Suriah, dan banyak lainnya,” kata Blinken dalam pidato pembukanya pada pertemuan tingkat menteri Koalisi Global untuk Mengalahkan ISIS, seperti dilansir AnatoliaSenin (30/9).


“Lebanon, kawasan ini, dunia lebih aman tanpa (Hassan Nasrallah),” kata Blinken.


Diplomat utama AS tersebut mengatakan Washington akan terus bekerja sama dengan mitra-mitranya di kawasan dan di seluruh dunia untuk memajukan resolusi diplomatik yang memberikan keamanan nyata di Lebanon. “Memperbolehkan warga kedua belah pihak untuk kembali ke rumah masing-masing secara tertib,” ujarnya.

Ia menyatakan bahwa AS juga akan terus mengupayakan gencatan senjata dan perjanjian pertukaran sandera di Gaza, yang menurutnya dapat menjaga kemungkinan perdamaian yang lebih langgeng dan aman bagi seluruh kawasan Timur Tengah.

“Diplomasi tetap menjadi cara terbaik dan satu-satunya untuk mencapai stabilitas yang lebih baik di Timur Tengah. Amerika Serikat tetap berkomitmen untuk segera memajukan upaya ini,” tambah Blinken.

Hassan Nasrallah sendiri tewas dalam serangan udara Israel di pinggiran selatan Beirut pada Jumat (27/9).

Sejak 23 September, Israel telah melancarkan serangan udara besar-besaran yang mengklaim menargetkan Hizbullah di seluruh Lebanon. Menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, sejauh ini invasi Israel telah menewaskan lebih dari 960 orang dan melukai lebih dari 2.770 lainnya.

Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam perang lintas batas sejak dimulainya perang Israel di Gaza, yang telah menewaskan hampir 41.600 orang, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak. Invasi brutal Israel merupakan respons terhadap serangan lintas batas yang dilakukan kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober tahun lalu.

Komunitas internasional telah memperingatkan bahwa serangan Israel ke Lebanon dapat meningkatkan konflik Gaza menjadi perang regional yang lebih luas.

(Wow)